Okey, deh, gak usah pake pendahuluan-pendahuluan segala. Kita langsung saja ya! Menulis buku dengan cepat dan gampang.
Bagaimana caranya? Tentukan dulu satu tema buku yang akan ditulis, lalu buat outline atau kerangka tulisannya. Ajak beberapa teman penulis untuk menyelesaikan masing-masing judul berdasarkan outline tadi. Konsepnya berbagi tugas menyelesaikan masing-masing judul.
Bentuk tulisannya seperti apa? Ya, buku yang isinya kumpulan artikel saja. Misalnya, Anda hanya bertiga. Anda menyelesaikan BAB Awal, dua penulis lainnya menyelesaikan BAB Tengah dan Akhir.
Maksud saya, metode tulisannya seperti apa? Oh, bisa saja berbentuk tulisan eksposisi atau pemaparan, seperti.. kalo di koran-koran itu ya seperti tulisan opini atau kolom. Ya, seperti buku-buku pada umumnya kan disajikan dengan cara pemaparan. Atau kalau mau lebih mudah, sajikan saja dalam bentuk tanya-jawab seperti bukunya Arswendo Atmowiloto “Mengarang Itu Gampang”. Atau kombinasikan keduanya yakni cara pemaparan dan tanya-jawab. Misal, Anda menyajikan tulisannya dengan format tanya-jawab, kedua penulis lainnya dengan pemaparan. Pokoknya bebas, mau dituliskan dengan cara apa pun.
Memangnya ada buku yang ditulis seperti itu? Ya, jangan terikat dengan aturan umum perbukuan. Sajikan saja. Minimal Andalah yang membuatnya menjadi ada. Andalah si pelopor penulisan buku seperti itu. Ini sebuah penemuan namanya he-he-he. Lagi pula yang diinginkan oleh pembaca itu kan manfaat setelah membaca buku itu, bukan dari bentuk bukunya. Solusilah yang pembaca inginkan.
Jadi, bentuk buku nggak penting ya? Bukan itu maksud saya. Bentuk buku penting juga sih. Tapi maksudnya jangan terlalu terpaku dengan bentuk dan cara penulisannya. Namanya juga karya. Bebas berekspresi. Bentuk buku itu mau tebal atau tipis kan tergantung materi yang akan kita bahas. Mau ukuran A4, A5, atau B5, ini tentu penting juga untuk kita pertimbangkan. Kemudian tata letak, desain sampul, dll. Yang penting bukunya simpel, judul menarik, dan menjanjikan sebuah solusi bagi si pembaca.
Jadi, ukurannya bukunya yang mana nih pasnya? Kalau saya pribadi sih, lebih nyaman dengan ukuran A5 atau B5. Biar mudah dibawa-bawa. Praktis. Coba bayangkan kalo bukunya berukuran A4 atau seperti majalah, kan gak praktis. Dan memakan banyak tempat kalo ditaruh di tas.
Kira-kira kalo buku seperti itu, tebalnya berapa halaman? Isi buku berkisar 50-150 halaman saja sudah cukup, kok. Tidak terlalu tebal, kan. Yang penting isi buku kita itu bermanfaat lebih atas persoalan orang yang membacanya.
Okey, saya paham sekarang. Lalu, apalagi yang perlu ditulis di buku itu nantinya? Berarti isi bukunya sudah kita tulis dari BAB Awal hingga Akhir. Ya, tinggal tambahkan saja tulisan Pengantar, Daftar Isi, dan Tentang Penulis.
Kalo Daftar Isi dan Tentang Penulis saya sudah ngerti. Untuk Pengantar, gimana cara menulisnya?Pengantar itu semacam pembukaan, mukaddimah, atau prakata. Isinya berupa alasan kita mengangkat tema buku itu, terus, tata cara kita menyajikan tulsan. Intinya, latar belakang atau alasan kita menulis buku itu.
Masih agak bingung! Begini saja. Coba ambil beberapa buku, lihat dan amati bagian Pengantarnya. Kadang bagian ini ditulis sebagai Prakata, Mukaddimah, Prolog, pokoknya yang seperti itulah. Baca dan perhatikan dengan saksama, lakukan berulang-ulang, sampai Anda mengerti. Ya, nanti juga Anda paham sendirilah kalau sering diamat-amati.
Semudah itu? Ya. Semudah itu. Tapi, itu baru teori. Sekarang Anda mulai saja menulis buku Anda. Jangan dipahami saja teori ini. Yang paling penting itu bertindaknya. Okey, selamat menulis buku dengan Cepat dan Gampang.