Seorang wartawan dalam suatu institusi pers tentu memiliki peranan yang lebih kompleks dari wartawan konvensional. Wartawan dituntut memiliki ketrampilan bagaimana prinsisp-prinsip pengambilan gambar, audio, dan juga menulis berita. Seorang wartawan dapat mendapatkan informasi salah satunya berasal dari data jurnalisme. Data ini dapat berupa konstruksi dari penelitian investigatif dan juga mendalam. Hal ini berfungsi ketika ingin melakukan indepth reporting. Data jurnalisme merupakan bentuk inovasi yang bisa digunakan oleh jurnalis untuk menceritakan peristiwa yang kompleks, kemudian merangkainya satu demi satu menjadi urutan peristiwa yang lebih mudah dipahami khalayak. Data jurnalisme juga berfungsi diantaranya untuk menemukan sudut pandang baru dari suatu peristiwa, dan juga memungkinkan wartawan untuk dapat mengolah dan menyajikan data dengan atau tanpa alat open source.
Data jurnalisme bisa membantu wartawan untuk bercerita mengenai peristiwa yang telah terjadi melalui infografis. Mengakses dengan keyword  “data driven journalism” (DDJ) atau sering disebut data jurnalisme merupakan  cara yang dapat digunakan untuk menggunakan data jurnalsime agar tampilan berita lebih menarik. Cara kerjanya yakni dengan memanfaatkan data sebagai semacam “narasumber” dalam pemberitaan.
Terdapat beberapa tahapan menghasilkan  data jurnalisme yakni :
- mencari data yang diinginkan pada website.
- Menyaring dan merubah data untuk membantu proses visualisasi.
- Publikasi
- Distribusi ke perangkat web, tablet dan perangkat lain yang terintegrasi dengan internet.
- Mengukur sejauh mana penggunaan data di seluruh spektrum
sumber : Mikro Lorenz. 2010. DataDriven Journalism Five WsÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H