Lihat ke Halaman Asli

Semarak Ogoh-Ogoh di Monas Tahun 2013

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KOTA JAKARTA-KEREN, Beberapa hari yang lalu, Kita saksikan bersama bahwa umat Hindu telah merayakan Nyepi. Di kawasan Monas juga telah dibuat acara yang menarik bagi kalangan wisatawan dalam dan luar negeri.

Pemda DKI Jakarta mengelar pawai Ogoh-Ogoh dengan rute yang dilintasi parade, yakni sisi Barat Silang Monas-Jalan Medan Merdeka Selatan, kemudian masuk kembali ke Monas melalui pintu depan Kedubes Amerika, pada hari Senin, 11 Maret 2013.

Kita ketahui bersama bahwa Ogoh-Ogoh ini dilombakan dengan merebutkan piala gubernur DKI Jakarta. Sebelum parade, Ogoh-ogoh melakukan atraksi selama kurang lebih tujuh menit di depan para undangan.

Parade ini merupakan rangkaian sebelum perayaan Nyepi yang jatuh pada 12 Maret 2013 yang lalu. Sebagai tradisi, Hari Nyepi umat Hindu diwajibkan melakukan empat macam brata, yakni amati geni, amati karya, amati lelungan, dan amati lelaguan. Artinya, umat Hindu diam di tempat, selama 24 jam. Setelah itu juga masih ada berbagai rangkaian acara.

Acara yang pertama kali digelar di Jakarta ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Basuki Tjahja Purnama dan Menteri ESDM Jero Wacik. Seharusnya acara ini dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Jokowi, akan tetapi berhubung Beliau sibuk kunjungan kerja keliling kota Jakarta, maka pembukaannya diserahkan kepada Wakil Gubenur.

Menariknya wakil Gubernur juga berpakai putih-putih seperti peserta lainnya tetapi ini adalah baju khas Betawi.Acara berlangsung dari jam 14:00 hingga jam 17:00 WIB, benar-benar memikat pengunjung.

Banyak Jurnalis yang datang untuk meliput baik dari media cetak, media elektronik maupun media online.

Tidak ketinggalan ada juga ondel-ondel setinggi sekitar lima meter meramaikan parade Ogoh-ogoh yang berlangsung di Monas. Dengan iringan tanjidor, ondel-ondel itu meramaikan enam belas Ogoh-ogoh yang digotong sambil diiringi gamelan Bali.

Tidak hanya Ogoh-ogoh, barongsai, marawis, dan reog Ponorogo turut menjadi bagian dari Parade Ogoh-ogoh dan Seni Budaya Nusantara. Monas seakan berubah wujud menjadi miniatur Bali saat ribuan umat Hindu yang sebagian besar mengenakan pakaian tradisional menonton parade tersebut.

Walaupun pada sore hari terlihat langit mendung tetapi tidak menyurutkan minat warga untuk menyaksikan ogoh-ogoh ini. Semuanya serba menarik dan membuat puas para hadirin yang datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline