Lihat ke Halaman Asli

Jurnalis Kemarin Sore

Jurnalis Tanpa Pena

Etika dalam Ucapan, Pendakwah dan Tanggung Jawab Moral

Diperbarui: 4 Desember 2024   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pendakwah dan pedagang es teh. (Foto: Bing Image Creator/Picsart)

Baru-baru ini media sosial diramaikan tentang video viral seorang pendakwah yang mengeluarkan kata-kata tak pantas kepada tukang es teh dan menjadikannya candaan menunjukkan kurangnya sensitivitas terhadap tanggung jawab moralnya. 

Pendakwah seharusnya menjadi teladan dalam sikap dan tutur kata, mengajarkan nilai-nilai kasih sayang dan penghormatan.

Ucapan yang merendahkan, meskipun dianggap bercanda, dapat melukai perasaan dan menurunkan kredibilitas pendakwah. 

Dalam Islam, menjaga lisan adalah bagian penting dari akhlak mulia. Perilaku seperti ini harus dihindari agar tidak mencoreng citra pendakwah secara umum.

Tertawa setelah melontarkan kata-kata tak pantas menunjukkan ketidakpekaan terhadap posisi orang lain yang mungkin merasa tersinggung. 

Rasulullah SAW mencontohkan bahwa ucapan yang baik adalah bagian dari akhlak mulia. Beliau bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim).

Di era digital, di mana informasi dengan cepat menyebar luas, setiap kata yang diucapkan memiliki dampak yang lebih besar.

Ucapan yang baik bisa membangun, sementara ucapan yang buruk hanya akan merusak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline