Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Lulu Nailufaaz: Masjid Itu Bisa Jadi Tempat Edukasi Pengelolaan Sampah

Diperbarui: 8 Desember 2024   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lulu  Nailufaaz dalam sebuah kegiatan lingkungan hidup-Foto: Dokumen Pribadi Lulu Nailufaaz

Masjid seharusnya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tetapi juga sebagai tempat pendidikan dan  pemberdayaan umat Islam. Namun fungsi masjid bisa lebih luas dari itu.  

Apa yang terjadi pada sebuah masjid di kawasan Jalan Pemuda Surabaya menunjukkan fungsi masjid menjadi sarana bagi siapa saja yang ingin makan dan istirahat terus menginap bagi yang membuuthkan , merupakan contoh yang baik dan menambah fungsi sebuah masjid.

Nah, di Bandung muncul suatu gerakan yang disebut sebagai Masjid Berkah atau bersama kurangi sampah. Gerakan Masjid Berkah menambah fungsi lagi bahwa tempat ibadah juga bisa memberikan contoh memberikan solusi mengurangi sampah atau berperan dalam lingkungan hidup.

Salah seorang tokoh penggeraknya ialah Lulu Nailufaaz, yang juga menjadi salah seorang penggerak relawan Kang Pisman (kurangi pisahkan dan manfaatkan) sampah Kota Bandung pada 2018.

Kiprah alumni  jurusan Teknik Lingkungan ITB 2014  bukan sampai di situ saja, tetapi Lulu juga Tim Inisiator Komunitas Salman Enviromental Rangers (Saviorangers) dan juga pelatih di Gerakan Pembaharu Keluarga untuk Bumi Ashoka Indonesia, serta pelatih untuk Zero Waste Lifestyle  Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan.

Berikut petikan wawancara saya untuk blog saya di Jurnal Gemini Kompasiana dan sebagian untuk sebagai jurnalis di Cakrawala secara tertulis, 7 Desember 2024.

Bagaimana ceritanya punya ide Masjid Berkah (Bersama Kurangi Sampah)? 

Gerakan Masjid Berkah ini muncul sebagai kolaborasi dari para pegiat persampahan mengenai kegelisahan fenomena sampah pada Ramadan yang meningkat disertai belum baiknya pengelolaan sampah, khususnya di masjid sebagai pusat aktivitas masyarakat.

Inspirasinya muncul dari gerakan Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) di Bandung, yang menunjukkan bagaimana kolaborasi bisa mengubah kebiasaan pengelolaan sampah di tingkat komunitas. Latar belakang saya yang pernah terlibat selama hampir tiga  tahun dalam pengelolaan sampah di Masjid Salman ITB menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk terlibat dalam gerakan ini.

Dalam bayangan Lulu  kira-kira peran masjid untuk mengatasi masalah sampah? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline