Ranika (Adinia Wirasti) terhenyak oleh pertanyaan presenter Let's Talk (Alvin Adam) sebagai narasumber karena suksesnya sebagai pemilik sebuah biro periklanan yang mendapatkan penghargaan tiga kali berturut-turut, mendapat omzet yang termasuk besar, dia cantik pula, namun masih mengapa masih sendiri?
"Mimiknya gusar, tetapi dia menjawab, saya 42 tahun. Tetapi kalau saya laki-laki tidak akan ada pertanyaan itu."
Pada tempat lain ibunya Rahmi (Christine Hakim) menyaksikan streaming tayangan itu lewat ponsel terpukul dan menahan tangisnya. Adik bungsu Ranika, Hening (Yasmin Napper) berusaha menenangkannya. Dialah yang memberikan ponsel itu untuk menyaksikan Ranika 'Live'.
Adegan ini terbaik menurut saya dari film "Bila Esok Ibu Tiada" mengungkapkan banyak nilai. Pertama betapa masyarakat, warganet, termasuk media suka kepo (ingin tahu) urusan pribadi orang lain padahal tidak merugikan publik. Apa salahnya kalau orang masih lajang? Apa itu aib?
Kedua chemistry antara salah seorang aktris favorit saya Adinia Wirasti dengan aktris kawakan Christine Hakim mencapai puncaknya di sini. Rahmi menangis terseduh melihat anaknya terpukul di depan publik.
Kedua bintang ini membuat saya memilih menonton film ini dibanding dua film horor Indonesia, yang temanya kalau nggak meremake horor lama, mengangkat mitos hantu dengan style yang sebetulnya diadaptasi dari Jepang atau Hollywood.
Ranika diceritakan walaupun terlihat sibuk, tetapi dialah menjadi pengganti ayahnya Harjo (Slamet Rahardjo) membiayai ibunya dan berkorban ketiga adiknya Rangga (Fedi Nuril), Rania (Amanda Manopo) dan Hening. Dia sampai lupa pada dirinya sendiri.
Rangga diceritakan seorang musisi yang selalu didukung istrinya Thea (Hana Saraswati), sementara Rania menjadi bintang film dan model, serta si bungsu Hening masih kuliah dan punya pacar bernama Dito (Imanuel Caeser Hito).
Kesibukan mereka membuat mereka nyaris pada ulang tahun ibunya yang ke 65. Sang Ibu ditemani Tante Esti (Nunu Datau). Namun Rahmi merasa ikhlas dan sabar sesuai pesan almarhum suaminya.
Keempat anaknya bertengkar pada hari ulang tahun ibunya, Rangga gusar karena tersinggung oleh ucapan Ranika yang merasa dianggap kurang mapan. Namun Rahmi berusaha meredam, dia tidak ingin kado, atau oleh-oleh martabak, tetapi kehadiran anak-anaknya.