Semakin bertambah deretan milenial yang menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup. Anisa Edi Setiyani menambah deretan itu ketika menjadi salah satu wakil kalangan muda Indonesia mengikuti World Water Forum (WWF) ke 10 yang baru saja digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024 lalu.
Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Bandung (ITB) 2021, mempelajari dan mendapatkan pengalaman dalam berapa hal.
Dara kelahiran Banjarnegara 2004 ini bergabung dalam tim Sustainable Water Finance Abdurahman Aliyu (Nigeria), Felix Yegon (Kenya), Ghurav Thapak (India), dan Vebtasvili (Indonesia).
"Kami mempelajari green finance, belajar juga circular water economy seperti bagaimana agar air yang dihasilkan tidak dibuang begitu saja tapi berputar dan dapat digunakan kali," ujar Anisa menjawab pertanyaan saya melalui Whatsapp, 11 Juni 2024.
Berikut petikan tanya jawab saya untuk tulisan di Kompasiana dan sebagian lagi untuk sebuah media daring. Kesadaran Anisa terhadap lingkungan hidup berangkat dari keprihatinan waktu kecil pernah mengalami kesulitan air di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dalam event WWF Anisa disebutkan ikut mengatasi masalah banjir di Lapangan Puputan Renon Bali? Apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya?
Penyebab banjirnya sebenarnya karena adanya sampah yang menyumbat selokan di sana sama kapasitas selokan yang kurang memadai dari air hujan. Pada waktu itu solusi awal yang sudah ada adalah dengan membangun semacam drainase bawah tanah yang rencananya terkoneksi dengan museum bawah tanah yang sebelumnya sudah diajukan oleh kelompok pendahulu. Jadi lomba yang aku ikuti semacam sudah ada solusinya. Hanya saja kami memodifikasi lagi solusi yang ada.
Bagaimana juga dengan kondisi mangrove di Tanjung Benoa, karena Anisa ikut melakukan penanaman mangrove? Apa fungsi mangrove di sana menurut Anisa?
Benar kami ikut penanaman mangrove tetapi sebenarnya penanaman yang ada hanya seremonial. Kegiatannya lebih ke belajar tentang mangrove dan penanaman situs mangrove di sana. Kalau aku melihat penanam mangrove yang ada di Tanjung Benoa cukup unik karena mereka menanam sistem penanaman yang mereka buat sendiri. Lahan mangrove di sana cukup kritis dan arusnya lumayan. Jadi kalau ditanam dengan metode biasa mangrovenya akan hilang begitu saja, ternyata mangrove sangat penting untuk mencegah abrasi, menjaga air kita