Ada sebuah pertanyaan jika suhu Bumi terus meningkat bahkan sama panasnya dengan 130.000 tahun lalu, hewan apa yang bertahan dan hewan mana yang punah? Apakah mereka hewan-hewan ini beradaptasi atau punah pada suhu makin panas? Hal ini jadi pertanyaan untuk daerah tropis yang bisa jadi menembus titik ekstrem baru.
Sebuah studi anyar yang diterbitkan di Nature Ecology and Evolution menyebutkan dewasa ini suhu terdingin di Bumi adalah minus 70 derajat Celcius di Antartika. Sementara suhu tertinggi adalah 48 derajat Celcus di daerah tropis. Batasan ini berpotensi mengalami perubahan.
Para ilmuwan dari Ifremer dan Universitas Lausanne menganalisis hampir 25.000 spesies darat dan laut dengan menggunakan peta sebaran geografisnya disediakan Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).
Pemanasan diprediksi berdampak mengurangi keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang hidup di wilayah tropis. Penelitian sebelumnya mengungkapkan jumlah spesies penghuninya sebesar 54 persen. Sementara studi pemodelan baru, yang diterbitkan dalam Nature Ecology and Evolution tersebutm menuturkan sekira 39 persen.
Perkiraan ini agak memberikan harapan bagi beberapa hewan tropis untuk menghadapi masa depan yang lebih panas. Meskipun angkanya sedikit lebih kecil, ujar para peneliti tetap harus dicermati sebagai hal yang mengkhawatirkan. Para pengambil kebijakan harus segera melakukan mitigasi perubahan iklim dan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati.
Selain itu studi ini tidak menyebutkan bahwa punahnya sejumlah spesies bukan hanya oleh perubahan iklim tetapi juga deforestasi ghingga perburuhan. Studi ini juga tidak mengamati apa yang terjadi pada hewan di daerah beriklim dingin bahkan sedang.
Penulis studi Olivier Broennimann, dari Universitas Lausanne di Swiss menyebutkan sejumlah hewan tidak akan mampu menoleransi suhu yang lebih hangat secara signifikan.
Jika ada kemungkinan hewan tropis dapat menoleransi perubahan iklim dengan lebih baik, maka pihaknya memproyeksikan model ini bisa berlaku untuk hewan di wilayah dingin, pegunungan tinggi, dan kutub. Begitu juga pada dan sebagian besar yang terjadi spesies di zona beriklim sedang.
Sejumlah ilmuwan juga melakuan penelitian pada berbagai spesies yang beradaptasi dengan perubahan iklim. Ahli ekologi konservasi di Universitas Manitoba Miya Warrington mengamati perilaku tupai tanah Cape (Xerus inarius) di cagar alam Afrika Selatan ketika menghadapi cuaca panas. Ternyata ada berapa pilihan yang dilakukan tupai-tupai itu ketika cuaca panas menyengat.
Pertama, hewan itu berbaring dengan keempat terbentang di tanah yang disebut splooting (punggungnya menghadap ke atas) ketika melepaskan panas dari bagian bawah tubuhnya yang tidak terlindung oleh bulu.