Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Pertanian Organik Picu Penggunaan Pestisida di Pertanian Konvensional

Diperbarui: 25 Maret 2024   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.insuranceonline.com/blog/california-living/4-california-organic-farms-you-need-to-visit

Tim Peneliti dari Universitas California, Santa Barbara mengungkapkan keberadan pertanian organik di antara lahan pertanian konvensional memberikan dampak peningkatan penggunaan pestisida bagi pelaku pertanian konvensional.

Kok begitu? Menurut salah seorang peneliti, Ashley Larsen serangga  cenderung lebih banyak jumlahnya di pertanian organik dibandingkan pertanian konvensional.

Hama ini  menyebar ke lahan tetangga yang masih merupakan pertanian konvensional. Akibatnya , para petani   tetangga meningkatkan penggunaan pestisida untuk mengatasi  bertambahnya serangga.

Petani organik mendedikasikan hidup mereka untuk memproduksi makanan dengan sedikit bantuan pestisida.

"Namun dengan membatasi penggunaan bahan kimia di lahan mereka sendiri, tanpa mereka sadari mereka telah memicu lonjakan penggunaan pestisida di lahan tetangga mereka," ujar Ashley seperti dikutip dari New Scientist  21 Maret 2024.  

Larsen dan rekan-rekannya menilai data penggunaan lahan dan pestisida di 14.000 ladang di Kern County, California.

Ini adalah salah satu kabupaten penghasil tanaman terbesar di negara bagian ini, dengan hasil bumi termasuk almond, anggur, wortel, dan pistachio.

Tim peneliti menemukan bahwa ketika lahan pertanian organik dikelilingi oleh pertanian konvensional, para petani di sekitarnya tampaknya meningkatkan penggunaan pestisida mereka.

Jumlah  peningkatan sebesar 10 persen pada lahan pertanian organik dikaitkan dengan peningkatan total penggunaan pestisida sebesar 0,3 persen pada lahan pertanian konvensional.

Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan insektisida.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline