Dua Pendatang Misterius Epilog
Dua Pelarian
Bagaimana rasanya menjadi ikan yang berada dalam akuarium? Habitatnya sudah tersedia dan bersih, makanan sudah disediakan. Bahkan berkembang biak nyaris tanpa predator. Manusia yang memelihara telaten lagi.
Ikan-ikan itu merasa ada di surga. Tetapi seandainya ikan itu bisa berpikir seperti manusia tentu dia bertanya apakah ada ikan lain yang ada di luar akuarium?
Begitulah kami manusia yang tinggal di sebuah habitat bernama Bandung di bawah perlindungan para hiyang yang selalu menjaga kami di sebuah planet yang kami ketahui jauh dari asal ayah dan ibuku.
Baca: Dua Pendatang Misterius Tujuh Belas
Kami lahir di sini seperti ikan di akuarium di rumah kami di kawasan Antapani, Bandung versi Planet kami. Populasi manusia di sini paling beberapa ribu orang yang bisa tinggal di mana saja mereka suka. Selain di Antapani, aku dan kakakku Ananda bisa tinggal di Buahbatu.
Kalau mau kami juga bisa menginap di Hotel Preanger, Savoy Homman, atau hotel backpacker di Braga.
Udaranya bersih dan kendaraan yang ada sudah tersedia untuk mengantar setiap warga Bandung ke mana mereka suka. Air besih mengalir di Sungai Cikapundung, bisa kami minum sesukanya. Kami bisa memetik buah di pinggir jalan dan makan.
Mata kami dimanjakan dengan bunga mawar, melati, Sakura, anggrek dan aneka bunga lain berwarna-warni di pinggir ruas jalan. Apakah ini yang dimaksudkan Bandung sebagai kota kembang? Hiyang mewujudkannya?