Kepala Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, Papua Tengah Sabelina Fitriani menyampaikan sebanyak 1.185 ekor babi di wilayahnya mati diserang virus African Swine Fever (ASF).
"Babi yang mati sudah dikuburkan secara masal oleh petugas dan warga sendiri," ujar Sabelima seperti dikutip dari Tribunne-Papua, 17 Februari 2024.
Akibat serangan virus ini para peternak merugi dan sangat berdampak pada perekonomian. Sabelina meminta seluruh peternak babi di Mimika memisahkan babi yang sudah mempunyai ciri-ciri virus ASF agar tidak menular kepada babi lain.
Kandang peternak terpapar ASF harus dikosongkan selama enam bulan agar virus tidak menyebar mengingat virus ini bertahan hingga 100 hari pada kotoran dan air kencing babi dan enam bulan lamanya meskipun disimpan di kulkas.
Para peternak babi disarankan untuk mencuci kandang menggunakan bayclean dan sabun pembunuh kuman lainnya. Sabelima juga menyarankan para peternak membuat kendang baru di lokasi berbeda.
Dinas melarang peternak yang babinya jadi korban virus ASF dilarang berkunjung ke kandang peternak lain karena bakal berdampak buruk terhadap ternak babi.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia menjelaskan ASF merupakan penyakit pada babi yang disebabkan oleh virus ASF dari famili Asfarviridae. Penyakit ini menimbulkan berbagai pendarahan organ internal pada babi domestik maupun babi hutan.
ASF sangat menular dengan angka kematian yang sangat tinggi. Belum ada vaksin atau pengobatan efektif untuk penyakit ini. Babi yang sembuh dari infeksi akan bertindak sebagai carrier (agen pembawa virus) dalam darah dan jaringan tubuhnya.
Virus ini sangat tahan terhadap perubahan lingkungan, stabil pada pH 4-13 dan dapat bertahan hidup dalam darah (18 bulan), daging dingin (15 minggu) dan daging beku (selama beberapa tahun) serta dapat bertahan hingga 1 bulan dalam kandang babi.
ASFV dapat menyerang babi dari semua ras dan semua umur, babi domestik (peliharaan) menjadi jenis yang paling peka terhadap penyakit ASF.
Gejala pada babi yang terinfeksi ASF antara lain demam tinggi, kehilangan nafsu makan, depresi, muntah, diare, abortus (keguguran), radang sendi, pendarahan pada kulut dan organ dalam serta perubahan warna kulit menjadi ungu.