Bukan hanya Kota Bandung yang menghadapi masalah sampah yang pelik di Provinsi Jawa Barat, tetapi juga Kabupaten Garut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut Jujun Juansyah Nurhakim pernah mengakui setiap hari pihaknya bisa mengangkut sebanyak 250 juta ton sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Bajing.
"Jumlah ini fantastis," ujar Jujun seperti dikutip dari situs Provinsi Jawa Barat
Untuk itu Jujun menginginkan penanganan sampah di Kabupaten Garut melibatkan semua pihak, bukan hanya DLH, termasuk aparatur pemerintahan di kewilayahan seperti kecamatan dan desa.
Seperti halnya TPA Sarimukti, TPA Pasir Bajing juga rawan kebakaran. Beberapa kali terjadi kebakaran yang dampaknya adalah darurat sampah di Kabupaten Garut.
Tidak mengherankan, kalau DLH Garut berupaya melibatkan banyak pihak.
Buktinya, beberapa hari lalu saya mendapatkan keterangan tertulis dari rekan saya aktivis lingkungan hidup di Bandung sekaligus Koordinator Kampung Ramah Lingkungan (Kangraling) DLH Kabupaten Garut Tini Martini Tapran.
Isinya ialah kegiatan Training of Trainer (TOT) Cara Cerdas Mengelola Sampah pada 23 hingga 24 Desember 2023 lalu yang diikuti 31 peserta secara luring di Villa Saung Gumati dan 167 peserta secara daring.
Kegiatan bertema "Kuatkan Sinergi untuk Bumi Lestari" ini yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut dengan Bank Sampah Amal Haqigi, Kabupaten Garut.
Jelas, bahwa kegiatan ini sebangun dengan niat DLH Kabupaten Garut untuk menyelesaikan sampah di hulu karena TPA Pasir Bajing pada masa mendatang tidak akan mampu lagi menampung sampah.