Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Jika Perdagangan Karbon Gagal, Apa Pilihan Menyelamatkan Hutan?

Diperbarui: 27 Desember 2023   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi hutan di Jawa Barat-Foto: Irvan Sjafari

Salah satu kegagalan dari COP28 di Dubai beberapa waktu lalu ialah terkait dengan perdagangan karbon, setelah terjadi perselisihan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat.

AS menginginkan perdagangan karbon dengan pendekatan peraturan yang "ringan dan tanpa embel-embel".

Hal ini akan memberikan peran penting kepada pelaku sektor swasta dari pasar sukarela dalam perdagangan karbon. Amerika Serikat mendukung sebagian besar negara-negara yang mendorong diadopsinya perjanjian tersebut.

Menurut AS tuntutan  peraturan yang lebih ketat akan terlalu berat bagi banyak negara berkembang. Pasalnya negara berkembang memiliki keterbatasan sarana untuk mengawasi dan mengatur proyek.

Sebuah blok yang dipimpin oleh UE bersama dengan negara-negara Afrika dan Amerika Latin melakukan perlawanan.

Mereka menginginkan pengawasan dan keseimbangan yang lebih kuat serta pelonggaran klausul kerahasiaan yang dapat mencegah pengawasan.

Risiko yang banyak disoroti adalah, dengan kerangka kerja yang lemah, mekanisme baru ini dapat menjadi tempat pembuangan kredit macet.

Uni Eropa  menginginkan peraturan yang menempatkan penyeimbangan karbon sejalan dengan standar tinggi yang ditetapkan oleh sistem perdagangan emisi blok yang beranggotakan 27 negara.

Perdagangan karbon masih jauh dari harapan, tetapi menjaga hutan yang tersisa di dunia tetap berdiri adalah salah satu tantangan lingkungan hidup yang paling penting di abad ke-21.

Hutan boreal yang terbentang dari sekitar Eropa utara, Siberia dan Kanada, hingga Amazon masing-masing mempunyai keanekaragaman hayati paling tinggi di planet ini, rumah bagi spesies yang tidak ditemukan di tempat lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline