Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Karhutla di Rinjani, Budaya Populer dan Kerusakan Lingkungan

Diperbarui: 4 November 2023   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Gabungan ke Rinjani Foto: Pusdalops BPBD Nusa Tenggara Baratnput

Kawasan hutan di Kaki  Gunung Rinjani  Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terbakar.  Saat awal kebakaran pada 31 Oktober 2023  Senin luas lahan terbakar awalnya hanya mencapai 30 hektare.

Namun kemudian Kebakaran itu meluas. Penanggung Jawab Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) TNGR Lalu Santawana mengungkapkan laporan terakhir pada 3 November 2023, kebakaran sudah mencapai 130 hektare. 

Data yang dihimpun oleh Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga berita ini diturunkan belum ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Santawana mengatakan api yang berada pada lereng bawah yang pergerakannya ke arah perkebunan masyarakat dan jalur pendakian. Beruntung, pihaknya dapat memadamkan api dan turunnya hujan membantu.  

Menurut Santawana ada dua lokasi api besar yang membakar kawasan hutan Rinjani yang berlokasi di Abangan, Desa Sembalun Lawang.  Jenis vegetasi yang terbakar di antaranya semak, perdu, rumput dan dedaunan kering, pohon, pohon bakbakkan, cemara gunung dan saropan

"Spot api yang di lereng bagian bawah sudah bisa di padamkan. Sedangkan  spot api  yang berada pada lereng bagian atas belum bisa dipastikan karena secara visual masih tertutup kabut," ujar Santawana.

BPBD Nusa Tenggara Barat dan tim gabungan segera melakukan upaya pemadaman, pengendalian, serta pengamanan di wilayah yang terbakar, hal ini dilakukan untuk memeperkecil kemungkinan meluasnya titik api.

Dalam keterangannya BNPB menyatakan upaya pemadaman dilakukan dengan menggunakan air yang bersumber dari pemerintah Desa. Upaya Pengendalian juga dilakukan dengan cara membuat ilaran (sekat api) di sekitar lokasi kaki gunung guna memutus jalur yang kemungkinan akan di lalui jika titik api terus meluas. Upaya pengamanan juga dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri.

Hingga saat ini tidak diketahui apa pemicu kebakaran. Namun pada 28 Oktober lalu Budi Soesmardi selaku Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGR mengatakan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) cukup rentan terjadi bencana kebakaran di musim kemarau. 

"Oleh karena itu sejumlah upaya dilakukan oleh Balai TNGR untuk mencegah kebakaran, terutama di wilayah-wilayah yang cukup rentan," kata Budi kepada wartawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline