Agressor itu bernama Aedes Albopictus, penyebar penyakit demam berdarah dan chikugunya selain saudaranya Aedes Agypti. Nyamuk-nyamuk yang biasanya menyerang masyarakat daerah tropis kini menyerang Prancis dan Italia, bahkan mencapai daerah yang berlum pernah terjangkit sebelumnya.
Booming perjalanan pasca Covid-19 membuat para turis dari negara-negara ini terjangkit dan membawa virus ini di dalam tubuhnya. Celakanya, musim panas ekstrem membuat nyamuk yang menjadi vector berkembang biak dengan pesat.
Pada 27 Oktober, Perancis melaporkan 1.414 kasus demam berdarah impor; dalam 65% kasus, individu datang dari Martinik (550) dan Guadeloupe (369). Sebaliknya, hanya 217 kasus impor yang dilaporkan pada 2022 dan 164 kasus pada 2021.
Ahli epidemiologi di Universitas Zurich, Swiss, Patricia Schlagenhauf mengungkapkan nyamuk ini berkembang biak pada suhu antara 15 C dan 35 C dan dapat berkembang biak di genangan air dalam jumlah kecil.
"Cukup memiliki wadah di bawah tanaman di balkon yang berisi air. Itu adalah tempat yang ideal bagi nyamuk dewasa untuk berkembang biak," kata Schlagenhauf seperti dikutip dari Nature.
Dokter Umum Sulit Identifikasi
Pada 25 Oktober lalu, 105 kasus penularan lokal telah dilaporkan di Eropa Selatan, termasuk 66 kasus di Italia, 36 di Perancis dan 3 di Spanyol, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.
Wabah lokal di Italia, yang memiliki populasi A. albopictus terbesar di Eropa, berpusat di sekitar wilayah Lombardy dan Lazio dan mencakup 28 kasus di Roma.
Di Prancis, jumlah kasus yang ditularkan secara lokal sejauh ini lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Namun wabah tersebut kini telah meluas ke wilayah Auvergne-Rhne-Alpes dan le-de-France, wilayah yang belum pernah melaporkan adanya kasus penularan lokal sebelumnya.
Frdric Jourdain, ahli epidemiologi di lembaga kesehatan masyarakat nasional Perancis yang berbasis di Montpellier mengungkapkan 50-90% orang tidak menunjukkan gejala, kejadian demam berdarah sebenarnya mungkin lebih tinggi dari yang dilaporkan.