Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

September Tidak Ceria, Panas Ekstrem Global Tak Berujung

Diperbarui: 5 Oktober 2023   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.dcreport.org

Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa menobatkan 2023 sebagai tahun terpanas dalam sepanjang sejarah.  Suhu udara permukaan rata-rata global pada September tercatat 16,38 derajat Celcius.

Suhu rata-rata global pada September lalu lebih tinggi 0,93C di atas rata-rata suhu  September pada 1991-2020. Ini adalah margin terpanas di atas rata-rata selama sebulan dalam catatan 83 tahun yang disimpan oleh Copernicus Climate Change Service.

"Ini benar-benar menakjubkan,.Belum pernah melihat hal seperti itu di bulan mana pun dalam catatan kami," kata Direktur Copernicus Carlo Buontempo  kepada Euronews , New Scientist  dan Voanews.  

Meskipun Juli dan Agustus memiliki suhu yang lebih tinggi karena merupakan bulan-bulan yang lebih hangat dalam kalender. Namun September memiliki anomali terbesar, atau penyimpangan dari keadaan normal. Anomali suhu adalah data penting di dunia yang memanas.  Apa yang terjadi pada 2023 ini melampaui suhu rata-rata pra Industri sebesar 1,8 derajat Celcius.

"Suhu panas tersebar di seluruh dunia, namun hal ini terutama disebabkan oleh suhu panas yang terus-menerus dan tidak biasa di lautan dunia. Suhunya tidak mendingin pada bulan September seperti biasanya dan mencapai rekor panas sejak musim semi," kata Buontempo.

Belum Pernah  Terjadi Selama Ribuan Tahun

Sementara Presiden Evangelical Enviromental Network dan ahli  klimatologi Jessica Moerman menuturkan apa yang terjadi saat ini  berlatar belakang pemanasan global yang cepat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi di bumi selama ribuan tahun.

"Hal ini masih ditambah dengan El Nino, sebuah siklus iklim alami yang merupakan pemanasan sementara di sebagian Samudera Pasifik yang mengubah cuaca di seluruh dunia," ungkap Moerman.

Suhu tinggi sepanjang September mendorong terjadinya cuaca ekstrem di seluruh dunia. Gelombang panas terbesar melanda Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa. Musim kebakaran hutan dimulai lebih awal di Australia. Topan Daniel, yang dipicu oleh perairan Mediterania yang sangat hangat, menewaskan ribuan orang di Libya, dan dua topan mematikan melanda Tiongkok dalam satu minggu.

"Sekarang sulit membayangkan bahwa suhu global tidak akan memecahkan rekor tahun ini, dan mungkin jumlahnya tidak sedikit," kata Jennifer Francis dari Woodwell Climate Center di Massachusetts.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline