Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Buruan SAE Jadikan Bandung Kota Berkelanjutan?

Diperbarui: 5 Oktober 2023   01:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buruan SAE di Cibangkong -Foto: Humas Bandung.go.id

Untuk mewujudkan kota Bandung sebagai kota pangan yang berkelanjutan, Buruan SAE perlu dikembangkan secara luas di seluruh wilayah di kota Bandung. 

Situs Edengreen   mendefenisikan kota berkelanjutan, adalah lingkungan perkotaan yang menekankan praktik ramah lingkungan dan meminimalkan dampak lingkungan.

Beberapa kota paling ramah lingkungan di dunia antara lain Canberra, Madrid, Brisbane, Dubai, dan Kopenhagen.  Kota-kota tersebut cenderung memiliki beberapa kesamaan, seperti transportasi umum yang aman,  mudah diakses, akses mudah ke ruang hijau dan sumber daya publik lainnya.

Selain itu kota-kota tersebut mempunyai praktik baik seputar konservasi air dan pengelolaan limbah, pertanian perkotaan yang berkembang, hingga arsitektur hijau diterapkan di seluruh kota.

Pertanian perkotaan atau urban farming menawarkan banyak manfaat bagi kota dan masyarakat yang ingin menjadi lebih berkelanjutan. Ketika Anda menanam makanan segar dan sehat secara lokal, Anda dapat menawarkan kesehatan yang lebih baik kepada penduduk Anda tanpa biaya.

Selain itu kota meminimalisir emisi karbon yang dihasilkan dari pengangkutan produk ke seluruh negeri atau ke seluruh dunia.  Dengan semakin meluasnya pertanian perkotaan, hal ini berarti berakhirnya masalah gurun pangan perkotaan, dengan tersedianya pangan lokal segar di setiap komunitas, tidak peduli seberapa padat penduduknya.  Urban farming menawarkan keamanan pangan.

Halaman Belakang Rumah

Sebuah contoh di Canberra adalah rumah salah satu pendiri Patchwork Urban Farm, Karina Vennonen di pinggiran ibu kota Australia itu.  Pada halaman belakang rumahnya terdapat 84 tanaman tomat, beberapa terong, beraneka macam tanaman kacang-kacangan dan banyak pula zukini.

Voa Indonesia    mengungkapkan Patchwork Urban Farm adalah satu kelompok terdiri dari lima warga membentuk proyek pertanian urban gabungan di halaman belakang rumah masing-masing.  Kelompok ini memasok 34 keluarga masing-masing satu boks sayuran per minggu, termasuk kelima keluarga.

Mereka menjual sayuran ke keluarga-keluarga itu dengan sistem pembayaran sesuai kemampuan, untuk memastikan harga sayuran ini terjangkau bagi semua pelanggan mereka.  Vennonen dan kawan-kawannya memulai urban farming ini Juli lalu.  

Terdapat juga Fiona Buining menjalankan bisnis sayuran mikro skala kecil di halaman belakang rumahnya di Ainslie, yang dikenal dengan nama Ainslie Urban Farm. Dia adalah seorang pendidik yang bersemangat dengan visi untuk program pelatihan petani perkotaan yang ambisius agar lebih banyak orang menanam pangan secara lokal.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline