Lima: Petak Umpet di Mahameru
Hanya ada Kapal Macan Tutul yang merapat di pelabuhan. Di sana ada kapal-kapal kecil dan sedang, serta sebuah penisi ditambatkan. Dermaga terbuat dari balok-balok kayu besar, pohon dari planet ini yang warnanya coklat agak kehijauan namun kokoh.
Cynthia, Raya, Bagus, Purbaendah, Letnan Robin, Kanaya, Yura, Zia dan Farid disambut oleh staf Wali Kota yang menamakan dirinya Ciciek Wulan Adellia di dermaga. Dia mengenakan celana baju dan celana panjang serba putih dengan strip biru, kontras dengan kulitnya yang hitam manis.
Perempuan berusia30 tahunan ini terpukau melihat Robot Lutung Kasarung begitu kuat mengangkut beban yang berat, berupa perbekalan plus sepeda Maurizia yang total ukurannya dua kali tubuhnya. Sementara setiap anggota rombongan juga membawa ransel.
"Saya juga punya dua robot namanya T3 dan N154," katanya menunjuk dua robot berwarna merah dan hitam metalik membukakan pintu dua kendaraan berbentuk bendi tetapi dengan kepala sepeda motor di depan, tetapi bendi di belakang, masing-masing untuk enam orang. Bendi itu digerakan dengan tenaga baterai listrik.
T3 mengemudikan bendi motor yang pertama di mana ada Ciciek, Raya, Bagus, Purbaendah, Cynthia, Subarja. Sementara Letnan Robin, Kanaya, Yura, Zia, Farid menumpang kendaraan kedua yang dikemudikan robot N154.
Kendaraan tersebut menelusuri jalan kota yang didesain berundak-undak dan ada saluran air tertata. Bangunan terbuat dari campuran batu karang, kayu dan pasir. Sejumlah pepohonan dan tanaman buah maupun peneduh yang tertata di pedesterian. Jalanan rata-rata tidak terlalu lebar hanya sekitar enam meter didukung lajur pedestrian selebar 3 meter di kedua sisi hingga tampak harmonis.
"Seperti babilon raksasa dalam sejarah perpustakaan kami," kata Bagus.
"Saya tahu soal babilon. Saya juga belajar sejarah di Universitas Mahameru. Kota kami luasnya 300 kilometer persegi termasuk ke bagian puncaknya setinggi tiga ribu meter. Populasinya 70 ribu jiwa, serta dapat menampung mereka yang singgah hingga 30 ribu. Kota ini punya banyak robot yang mengerjakan pekerjaan fisik, warganya mengelola olahan laut, pertanian hidroponik hingga peternakan puyuh. Kami juga membudidayakan camar, merpati hingga bebek," papar Ciciek.
Sementara Robot Lutung Kasarung terbang mengiringi mereka. Kadang berlari cepat. Jalan mulai melingkar. Purbaendah tajub melihat pemandian buatan dan saluran air mengalir di bawah, tetapi juga ada mengikuti kontur bangunan.