Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Petualangan Manuk Dadali: Prahara di Nusantara (Prolog)

Diperbarui: 6 Mei 2022   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Irvan Sjafari

Prolog

Nenek moyangku adalah penjelajah angkasa.  Asal usulnya Bumi. Tapi karena akibat berbuat kerusakan fatal, umat manusia mengungsi dan tersebar di berbagai planet yang bisa didiami. Nenek moyang kami menyebutnya dengan istilah diaspora. Nenek Moyang aku sendiri   ada di planet yang disebut Titanium. 

Demikian cerita Uwak Ginanjar yang memelihara aku sejak umur sembilan tahun setelah kematian ayahku, Sang Guriang. Ibuku sudah meninggal dibunuh orang Atlantis ketika menyerang negeri kami: Parahiangan. Uwak cerita bahwa ayah dan ibuku terdampar di Bumi karena mencari keberadaan ayah mereka yang hilang di angkasa luas.  

Uwak Ginanjar datang bersama rombongan yang sebenarnya mencari kami, di antaranya Nini Mayang Kusuma dan Nini Ira Mutiara. Keduanya nenek aku.  Mereka terdampar seperti halnya orangtuaku di Bumi zaman Bandung masih jadi danau. 

Belakangan Aku tahu bahwa ayahku nyaris mengawini Dhayang Sumbi atau Nini Mayang Kusuma, ibunya sendiri karena usianya jadi tak beda jauh karena penjelajahan angkasa membuat waktu jadi relatif. Tetapi takdir tidak menjadikan hal itu terjadi, kedua Niniku kembali ke Titanium dan Uwak Ginanjar tinggal di Parahiangan mengasuhku.

Planet Titanium adalah planet penuh danau dan pulau-pulau besar dengan sabuk daratan gersang yang memisahkan kumpulan danau utara dan selatan. Planet yang banyak bukit dan gunung cantik, pas dengan pelopor utamanya: Orang-orang Priangan, orang Bandung, orang gunung yang cinta damai. Mereka berhasil menciptakan surga selama ratusan tahun, tanpa konflik dan perang. Nama koloninya Preanger.

Planet ini tidak punya air laut, tetapi 60% ditutupi air tawar yang layak minum, berupa puluhan danau besar dan kecil. Untuk mereka yang rindu laut, para pionir Titanium menciptaan laut buatan. Tentu tidak sempurna seperti laut di Bumi, tetapi akurasinya 90%.

Uwak Ginanjar mengajak aku pulang ke Titanium dengan kapal Guru Minda yang tertinggal. Tapi suatu kecelakaan menyebabkan kembali pulang ke Bumi, namun di masa yang lain. Sampai aku bertemu teman-teman dari Titanium yang lain,seperti Kang Bagus, Kang Robin, Kang Atep, juga ada  Teteh Purbaendah dari Pasirpanjang, Teteh Raya dari planet lain yang jadi koloni manusia. 

Mereka mengajaku berpetualang di antariksa. Uwak Ginanjar menolak ikut. Dia merasa aku sudah besar di atas 25 tahun.  Rasa ingin tahu aku begitu besar seperti umat manusia di planet lain, yang katanya lebih baik dari Bumi pasca Perang Besar , Armagedon dan diserang Alien pula. 

Aku, Kanaya adalah salah satu dari 13 awak Manuk Dadali. Misi kami mengabarkan umat manusia di planet lain, bahwa umat manusia di Bumi kini membutuhkan bantuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline