Suatu hari pada 1986, Andi (Darius Sinathrya) dan istrinya Puspita (Citra Kirana) bersiap masuk ke peraduan. Anak mereka yang masih bayi Amelia sudah lelap di boksnya. Mereka baru saja lepas dari teror hantu Asih.
Di luar Nenek (Marini Soerjosoemarno) penderita dementia belum tertidur. Dia merasakan keganjilan dan ternyata hantu Asih kembali mengambil Amelia dan membunuh Andi dan Puspita.
Prolog "Asih 2" kemudian bergulir dengan adegan seorang anak perempuan usia sekitar enam tahun berlari di hutan di tengah malam. Tanpa sengaja tertabrak sebuah mobil. Anak itu kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Dokter Sylvia (Marsha Timothy) kemudian menangani anak ini dan dia jatuh hati. Bocah itu mengingatkan pada anaknya bernama Tasha yang meninggal empat tahun lalu. Sylvia membujuk suaminya Razan (Ario Bayu), seorang pembuat komik untuk mengadopsi anak yang diberi Ana.
Mereka tak menyadari bahwa Ana itu juga membawa hantu perempuan bernama Asih (Shareefa Daanish) yang menjadi ibu asuh Ana selama enam tahun. Bisa ditebak bahwa Ana (Anantya Rezky) itu adalah Amelia yang dilarikan hantu penasaran itu.
Kehadiran Hantu Asih sebenarnya sudah dirasakan tetangga mereka yang disebut Emak. Mulai dari kematian ayam peliharaan cucu si Emak yang mengenaskan hingga keanehan perilaku Ana.
Tokoh Emak menjadi kunci membuka tabir lebih dalam siapa Asih seperti sekuelnya. Tetapi Asih sudah menjadi ancaman berbahaya bagi suami istri Razan-Sylvia.
Review
Bagi saya "Asih 2" adalah upaya yang bagus dari MD Pictures untuk membuat semacam Valak atau Annabelle-nya Indonesia, hantu yang jadi pop art. Asih adalah bagian dari Danur Universe yang merupakan buah imajinasi dari Risa Saraswati yang cukup berhasil.
Selain itu Asih 2 kembali mengukuh Shareefa Daanish menjadi salah satu ikon horor Indonesia untuk kedua kalinya setelah "Rumah Dara" (2009). Saya memilih film ini jadi film kedua yang saya tonton semasa "new normal" lebih karena ingin lihat akting perempuan kelahiran 21 Juni 1982 ini.
Hasilnya Daanish bermain lebih baik dibanding sekuelnya. Dukungan tata rias membuat Daanish nyaris tidak dikenali kecuali ketika dia tampil sebagai Asih sebagai manusia dan itu pun dia berhasil menjadi perempuan kampung era 1980-an, yang tidak menor. Dari segi Daanish, ya, saya puas.