Bram M Darmaprawira, seorang jurnalis Pikiran Rakjat dalam sebuah tulisannya, menggambarkan Pameran Pembangunan Jawa Barat yang digelar pada Agustus hingga September 1964 selama tiga minggu.
Pameran yang ingin menunjukan kemajuan pembangunan di Jawa Barat ini menempati areal Kompleks Lapangan Gelora, lapangan eks Jaarbeurs, serta Taman Maluku. Bangunan-bangunannya serba artistik.
Panitia meyakini pameran ini lebih baik dari Pekan Industri maupun Braga Festival yang diadakan berapa tahun sebelumnya. Dalam pameran ini sekitar 300 unit stand (termasuk 15 paviliun besar) dibangun dengan tembok batak\\o tanpa meninggalkan segi artitstik, dengan areal 12 ribu meter persegi.
Para peserta datang dari industri sandang, industri tambang, industri dasar, kehutanan, kehewanan, kerajinan, PDN, Perusahaan Dagang Swasta, Angkatan Bersenjata, Ilmu Pengetahuan hingga kehadiran TVRI yang sudah memulai siarannya.
Pertunjukan Hiburan hingga gerai kuliner dihadirkan di Taman Maluku, sementara Sporthall Saparua digunakan untuk pertunjukan kesenian.
Tujuan diadakan pameran yang kental dengan semangat Dwikora ini ingin memperkuat homefront dan menunjukan dunia yang sedang berevolusi bahwa dalam bidang ekonomi sanggup berdiri di atas kaki sendiri.
Sementara masyarakat mengharapkan Pameran Pembangunan Jabar mendorong gairah melipatgandakan hasil produksi keperluan hidup yang serba minim, memikirkan jalan keluar dari kesulitan ekonomi yang diderita rakyat saat ini.
Pandangan umum tidak mengharapkan pameran ini menjadi ajang barang-barang yang jauh dari daya beli masyarakat dan bukan terpampang reklame yang melelehkan air liur. Pikiran Rakjat edisi 2 September 1964 malah mengungkapkan pengunjung tidak antusias terhadap stan yang memperlihatkan keberhasilan pembangunan Jawa Barat di bidang swasembada sandang pangan.
Stan yang ramai dikunjungi stan yang menyajikan produk kerajinan keramik rumah tangga, seperti piring, gelas, cawan, ubin dan porselen. Pengunjung menurut laporan Pikiran Rakjat 1 September 196 tidak mempercayai bahwa keramik itu produk dalam negeri. Karena produk ini wujudnya artistik dengan warna yang indah.
Pengunjung juga lebih menyerbu stan yang menjual secara bebas barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun cuci, baju kaos, handuk. Proyek pembangunan yang dipamerkan lewat poster dan reklame, sama sekali dilewatkan.
Para mahasiswa dan pelajar juga banyak yang hadir dan lebih suka menonton pertunjukan hiburan. Acara kesenian yang digelar di sporthall Gelora mempertunjukan juara passangiri dari Purwakarta, seperti Sumiati, Edeh Komariah dan Nining, Ubrug Cibaliung.