"Pilihan ada di tanganmu Doel. Ambil keputusanmu dengan adil. Tetapi Loe jangan poligami yee," demikian pesan Mak Nyak (Aminah Cendrakasih) kepada Abdullah (Rano Karno) sambil berbaring dalam salah satu adegan dalam film "Si Doel The Movie 2" yang mulai tayang 4 Juni ini.
Bagaimana Doel memilih antara Sarah (Cornelia Agatha) yang sudah meninggalkannya ke Negeri Belanda, namun ternyata sudah memberikannya anak berusia 14 tahun atau Zaenab (Maudy Koesnaedi) yang dinikahinya secara siri, namun setia menjaga Mak Nyak Yang buta dan lumpuh dengan ikhlas adalah nyawa dari film sekuel "Si Doel The Movie".
Kedua film layar lebar ini sekaligus juga puncak dari sinetron populer yang sudah tayang beberapa musim pada 1990-an dan menurut Rano Karno yang bertindak produser maupun sebagai sutradara dalam sebuah konferensi pers beberapa waktu lalu, jawabannya pada "Si Doel The Movie 3".
Sekalipun "Si Doel The Movie 2" menurut saya mengulang resep sinetronnya yaitu berputar-putar pada cinta segitiga Doel,Sarah dan Zaenab. Meskipun demikian film ini menghadirkan beberapa kejutan yang tidak saya sangka sebagai penonton yang akan memperkuat betapa sulitnya Doel mengambil keputusan. Ini merupakan kelanjutan kisah romantis historis anak Betawi bernama Abdullah.
Opening scene kepulangan Doel dan Mandra dari negeri Belanda, didahului pengantar bagaimana pertemuan Doel dengan Sarah penyambung yang manis. Bagaimana galau Zaenab ketika Doel menolak tasnya diangkat oleh dia. Tas itu berisi surat permintaan cerai dari Sarah.
Cerita bergulir Sang Anak Dul (Rey Bong) hendak berlibur ke Jakarta dan menginap di tempat ayahnya. Kedatangan Abdullah muda ini akhirnya juga mendorong Sarah untuk ikut ke tanah air walaupun keputusan untuk pulang tidak dilakukan tahun ini. Kegaduhan yang ditimbulkan datangnya Sarah dan Abdullah muda merupakan bagian inti film ini. Namun bukan kejutannya.
Review
"Si Doel The Movie 2" mempertahankan elemen komedinya yang hampir seratus persen dimainkan dengan baik oleh Mandra bak sebuah lenong yang dipindahkan dalam film. Seenaknya saja Mandra ngoceh pada Atun bahwa sebaiknya Doel memilih Sarah yang badannya makmur agar Arun juga makmur.
Adegan ini buat ketawa, tetapi juga miris karena Sarah adalah simbol perempuan mandiri dengan budaya global dihadapkan dengan Zaenab, perempuan kampung yang terikat dengan adat timur, seperti tidak boleh meninggalkan rumah tanpa izin suami, mengabdi pada suami dengan tulus, melakukan pekerjaan domestik.
Bagi saya Sarah dan Zaenab ini mencerminkan dua tipikal perempuan Indonesia terutama di kalangan urban sejak berapa dekade lalu hingga sekarang. Perempuan seperti Zaenab walaupun dia bisa bekerja, tetapi hanya di sektor domestik seperti jadi TKW seperti tercetus dalam percakapan dengan Munaroh (Maryati Tohir).
"Si Doel The Movie 2" juga cerminan betapa semakin marjinal (sebagian) orang Betawi di tanahnya sendiri seperti Mandra. Opletnya sudah tidak zaman lagi sebagai angkutan umum, namun untuk mencari makan harus tetap jalan. Betapa tidak mudahnya adaptasi sebagai menjadi tukang ojek daring (online) lewat percakapan dengan beberapa kawannya di terminal.