"Ganefo bukan semata-mata bertanding dengan negara lain, tetapi juga persahabatan antar negara-negara progersif, merusak tata dunia yang penuh penindasan, meruntuhkan kolonialisme dan imprealisme"
Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Subandrio menyambut Games of New Emerging Forces. Pesta olahraga yang disebut sebagai pesta negara kekuatan baru ini dibuka oleh Presiden Sukarno, Minggu Petang , 10 November 1963 di Stadion Utama Senayan.
Sukarno membuka upacara yang dihadiri 100 ribu penonton dengan ucapan Bismilah. Sukarno memberikan sambutan tidak saja dalam Bahasa Indonesia, tetapi juga Bahasa Inggris dan Bahasa Prancis. Pasalnya Ganefo diikuti oleh 51 negara,serta lebih dari 2.700 atlet.
Negara-negara peserta ini datang dari empat benua: Asia (Afghanistan, Burma, Kamboja, Srilanka, Korea Utara, Indonesia, Irak, Jepang, Laos, Lebanon, Mongolia, Pakistan, Palestina, China, Filipina, Arab Saudi, Suriah, Thailand, dan Vietnam Utara), Afrika (Aljazair, Guinea, Maroko, Nigeria, Mali, Senegal, Somalia, Tunisia, dan Republik Persatuan Arab), Eropa (Albania, Belgia, Bulgaria, Cekoslovakia, Finlandia, Prancis, Jerman Timur, Hungaria, Italia, Belanda, Polandia, Rumania, Uni Soviet dan Yugoslavia), serta Amerika (Argentina, Bolivia, Brazil, Chili, Cuba, Dominika, Meksiko, Uruguay, dan Venezuela. Mereka mewakili 1,5 miliar penduduk dunia.
Indonesia menghimpunan dana agar negara-negara miskin seperti Vietnam Utara, serta berapa negara Afrika yang tidak punya dana transportasi bisa ikut serta. Tiongkok bahkan member bantuan 1,8 juta dollar agar delegasi negara-negara miskin ini bisa hadir di Ganefo (Hong, hal 31-32).
Sebagian besar peserta mengirimkan bukan atlet resmi yang ikut Olimpiade ke ajang ini. Mereka takut terkena sanksi dari IOC. Kecuali RRC mengirimkan atlet terbaiknya. Brazil mengirim atlet mahasiswa dari Universitas Rio de Janeiro. Begitu juga dengan kehadiran mahasiswa Universitas Uruguay yang merupakan simpatisan Castro dan mahasiswa Universitas Buenos Aires juga datang sebagai wakil Argentina. Tim polo air Argentina meraih perunggu dan secara keseluruhan Argentina meraih lima emas dan 4 perunggu.
Yang menarik di antara peserta terdapat kontingen Belanda dengan atletnya Guda Heijke, perenang berusia 16 tahun, yang berhasil menyabet emas untuk cabang renang. Dia dikirim oleh Nederlandse Culturele Sportbond, organisasi pemuda dengan basis sosialis yang kental di Belanda. Kelompok oposisi di negaranya.
Begitu juga Prancis yang notabene adalah sekutu Inggris juga hadir dan penampilan atletnya didukung penuh oleh komunitas Prancis yang ada di Jakarta. Seperti halnya Belanda pengiriman atlet ini juga didukung oleh kelompok Leftian (Wagg,2016, halaman 87).
Finlandia diwakili oleh enam atlet abang Atletik seperti pelari rintangan Lasse Honkanen, pelari cepat 400 meter Taisto Salminen dan pelari Tage Trn, pelari Torsti Helminen, sprinter Torsti Helminen, kapten Kari Haataja dan quarterback Keijo Ceder.
Berapa di antaranya meraih prestasi, Honkanan eraih emas di nomor 3.000 meter. Atlet Finlandia Tiasto Salminen meraih perak lari 400 meter putra serta Kaijo Ceder meraih perunggu di nomor lari 800 meter putra dan TageTorn peraih perunggu 400 meter lari gawang.
Ganefo memang tidak menitikberatkan pada sisi olahraga saja. Selama 12 hari itu juga diadakan Ganefo Art Festival, yang terdiri dari acara pentas seni dan pemutaran film negara-negara Nefos. Salah satu yang paling mendapat perhatian adalah rombongan dari Mexico, dengan penyanyi Maria de Lourdes sebagai bintangnya.