"Kalau aku jadi Presiden yang mencintai rakyatnya, maaf aku tidak bisa karena aku mencintai Milea". Demikian kata Dilan (Iqbaal Ramadan) kepada Milea (Vanesha Prescila) dalam sebuah puisinya.
Ucapan-ucapan gombal dari Dilan memang unik namun membumi, hingga menjadi salah satu kekuatan film yang diangkat dari novel karya Pidi Baiq ini dengan judul yang sama. Ucapan-ucapan gombal itu tak berarti, jika para bintang yang memainkan karakter-karakter ini tidak punya chemistry.
Bagaimana cara Iqbal melontarkan ucapan itu begitu alami dengan wajah tak berdosa dan disambut mimik dan gesture tubuh Vanesha menanggapinya dengan ceria, muka yang merah hingga tertawa bahagia begitu memikat seolah-olah saya hadir di dekat mereka.
Dilan 1991 berhasil dari segi ini menjadi sekuel sempurna dari Dilan 1990. Ceritanya dimulai sejak proklamasi jadian pasangan remaja ini pada 22 Desember 1990. Tentunya dibuka dengan cerita Milea masa kini yang jadi penuturnya.
Opening scene saja mengumbar banyak ucapan gombal cinta yang membuat hati Milea berbunga-bunga. Mulai dari narasi yang dicetuskan Milea: Dilan yang sederhana. Dilan yang mendekor hidupku, lalu masuk ke adegan Dilan membonceng Milea naik motor di tengah hujan lebat. Cita-citamu apa Milea? Jadi Pilot, Kamu? Tanya Milea. Menikahi kamu? Milea tertawa. Mau?
Ada juga sebuah adegan yang unik dan bukan dialog kebanyakan dalam film remaja Indonesia. Ketika dalam sebuah pertemuan: kamu serius seperti Neil Amstrong? Milea melontarkan kata-katanya. Dilan dengan santai menjawab: "Percuma jadi Neil Amstrong. Jauh-jauh ke bulan dan tidak jadian dengan kamu". So sweet.
Begitu juga cara Milea agar Kang Adi (Refal Hady) guru lesnya agar tidak mengajaknya jalan dengan mendatangkan Dilan dang eng motornya ke rumah juga menarik.
Dilan 1991 berkembang ke arah konflik yang lebih tajam dan sebetulnya realitas kehidupan remaja Bandung masa itu. Keterlibatan Dilan dengan geng motornya menjurus ke batas yang sulit ditolelir oleh Milea .
Mulai dari dia dikeroyok oleh empat orang tak dikenal di Warung Bi Eem, hingga perkelahian di Taman Centrum (Jalan Sumbawa di pusat kota), yang membuat Dilan ditahan dan dikeluarkan dari sekolah. Perkelahian itu erat kaitannya dengan Anhar yang dihajarnya karena menempeleng Milea dalam film Dilan 1990.
Di sisi lain Yugo, sepupu Milea dari jauh datang dari Belgia dan ingin menetap di Bandung. Mulanya Milea respek, bertemu saudara yang sudah lama tidak bertemu. Namun Yugo ternyata jatuh hati pada Milea. Padahal Milea mencintai Dilan.
Bagaimana akhirnya kisah Dilan dan Milea memang membuat baper (istilah anak sekarang menyentuh hingga terbawa perasaan). Bahkan penonton yang bukan dari generasi milenial seperti saya. Mungkin karena ceritanya setting di zaman saya muda, hingga nostalgia atau memang menuturkan kisah romantis yang tidak lebay.