Ketika trailernya muncul di Youtube, saya termasuk yang menyambut baik kehadiran "Foxtrot Six". Sekalipun saya menyadari bahwa penggarapan dan hasil film ini masih di bawah Hollywod, setidaknya ada dua hal yang ditawarkan film yang besutan Randy Korompis ini.
Pertama, tema dystopia (masa datang) yang jarang ditawarkan sineas Indonesia. Setahu saya film dystopia Indonesia lainnya ialah 3: Alif lam Mim besutan Anggy Umbara (2015). Kedua seluruh dialog dalam film ini menggunakan Bahasa Inggris, juga bukan hal baru, karena Modus Anomali (2012) dari Joko Anwar menggunakan dialog serupa.
Hanya saja memang kekayaan adegan laganya jauh lebih banyak dibanding film thriller Indonesia lainnya dan mengadaptasi laga Hollywood dengan teknik CGI-nya. Kalau mereka yang suka hiburan laga, Foxtrot Six bisa jadi alternatif dan tidak akan mengecewakan.
Pada 2031 dikisahkan Indonesia berada suatu rezim otoriter dengan partai tunggal Piranas didukung pasukannya dengan teknologi canggih. Sang Presiden tidak sendirian tetapi dia didukung oleh seorang petinggi militer, seorang konglemerat bisnis hingga konglemerat media. Memang menakutkan kalau pilar ke empat demokrasi sampai bisa terkooptasi kekuasaan.
Angga (Oka Antara), seorang anggota dewan, mantan anggota marinir dipanggil untuk menyelesaikan suatu krisis yang dihadapi Indonesia, yaitu ancaman revolusi sosial, rakyat kelaparan dan elit politik malah berpesta pora. Angga menawarkan suatu solusi yang baik, tetapi malah ia masuk jebakan politik rezim itu dan dia dikihanati.
Cerita bergulir Angga bertemu dengan kelompok Reform, yang didirikan oleh pacarnya dua belas tahun lalu, mantan seorang jurnalis bernama Sari (Jullie Estelle) dan dia sudah punya puteri. Kelompok ini juga melindungi presiden yang digulingkan oleh rezim itu.
Mereka mengetahui bahwa Rezim Parinas akan melakukan genosida dengan rekayasa yang mengkambinghitamkan kelompok reformasi. Angga merekrut kawan-kawannya dulu, seperti Tino (Arifin Putra), Oggi (Verdi Solaiman), Ethan (Miller Khan) dan Bara (Rio Dewanto). Karakter Ethan yang paling menarik, seorang vlogger esentrik.
Mereka dibantu juga oleh Spec (Chico Jheriko), mantan tentara yang bergabung dengan reform. Karakter ini tidak banyak bicara , namun piawai di lapangan. Jadi Mereka berenam dand disebut rubah dari buku dongeng yang diberikan Angga pada anaknya.
Apakah mereka berhasil mengggagal rencana keji Rezim Piranas? Hal ini menjadi inti cerita film ini. Mereka harus berhadapan dengan pasukan, salah seorang di antaranya menggunakan teknologi pakaian kamuflase hingga mesin tempur bernama Kodiak.
Pertempuran antara keenam orang ini melawan pasukan Rezim Piranas memang banyak mengadaptasi adegan laga Hollywood. Kalau disimak mulai dari melawan kelas prajurit hingga perwira sebangun dengan thriller film action Barat. Namun saya menikmatinya. Kisahnya juga bertutur runtut .
Oh,ya film ini masih menyisakan ending yang menarik: yang tidak diduga dan hal ini relevan dengan situasi global sekarang.