"Kamu percaya setiap manusia ada jodohnya? Sungai Nil dan Mesir berjodoh, sebab tanpa Sungai Nil tidak akan ada Mesir". Demikian ungkap Maria (Carissa Putri) kepada Fahri (Feddy Nuril), mahasiswa Al Azhar asal Indonesia dalam sebuah percakapan di kereta, sekaligus salah satu pesan dari film ini.
Maria diceritakan seorang nasrani (belakangan saya tahu Kristen orthodox atau maronit) yang jatuh hati pada Fahri, seorang anak pedagang tempe di Jawa. Walaupun menganut nasrani, Maria paham soal "Alif Lam Mim" hingga "Surah Maryam".
Fahri memilih Aisyah. Perempuan berdarah Turki-Jerman sebagai istrinya. Gadis itu dikenalnya di metro, ketika ia memberi tempat duduk kepada seorang ibu Amerika, namun membuat gusar seorang pria Mesir, yang menganggap orang Amerika kafir dan teroris sebenarnya. Aisyah pun terkesan pada Fahri.
Tidak ada proses pacaran. Yang ada ta'aruf (pertemuan keluarga untuk menjodohkan). Fahri menikahi Aisyah. Perasaan hati Fahri digambarkan dari ekspresi kegugupannya melihat Aisyah.
Sudah dua hal yang menarik dari filmyang disutradarai oleh Hanung Bramantyo diangkat dari novel karya Habbiruahman El Shirazy dan dirilis pada Februari 2008. Pertama film ini menawarkan alternatif baru bagaimana seharusnya hubungan laki-laki dan perempuan menurut Islam dengan cara "pop art" Setidaknya menurut Kang Abik, sapaanHabbiburahman El Shirazy.
Kedua, film ini muncul pada saat thesis Samuel Huttington tentang benturan peradaban Muslim dan Barat jadi diskusi dan polemik. Tokoh Fahri digambarkan nyaris sempurna, sebetulnya tak jauh bedanya dengan tokoh laki-laki dalam film romantis Hollywood, cerdas dan berahlak.
Kecerdasan Fahri terlihat ketika dia diwawancarai wartawati Amerika soal perempuan di mata Islam.
"Islam sangat melindungi perempuan . Bila perempuan melanggar komitmen pernikahan, suami boleh menasehati, memperingatkan dan terakhir baru memukul, tetapi tidak boleh di muka,"
Pernyataan dahsyat dan pesan lain film ini Islam tidak memperbolehkan KDRT.
Cerita bergulir, ada dua perempuan lain yang suka pada Fahri, yaitu Nurul, mahasiswi asal Indonesia juga dan Nourra (Zaskia Adya Mecca), seorang perempuan yang dianiaya ayah tirinya sendiri. Kalau Nurul patah hati dengan merobek bukunya ketika mendengar Fahri menikahi Aisyah, lain halnya dengan Nourra.
Nourra melakukan langkah ekstrim menuduh Fahri memperkosanya sehingga Fahri dipenjara dan diancam hukuman gantung. Tuduhan Nourra gugur bila Maria yang jatuh sakit dinikahi oleh Fahri dan baru bangun ketika Fahri menyatakan cinta.