Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

"DreadOut", Game, Milenial dan Budaya Sunda

Diperbarui: 3 Januari 2019   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Caitlin Halderman dalam

Suatu malam yang mencekam di unit apartemen, beberapa laki-laki memaksa seorang perempuan membacakan mantera yang tertera dalam perkamen (media dari kulit binatang) dalam Bahasa Sunda Kuno, sementara anak perempuannya disandera.Sesosok tubuh  dibungkus kain  ditaruh  dalam lingkaran  dengan simbol-simbol kuno. 

Mereka sedang mengadakan upacara ritual untuk membuka portal ke dimensi lain, tepatnya alam gaib Perempuan itu membacakan yang artinya kira-kira, sampun rasun, mohon izin penghuni alam gaib,  gar kami bisa memasuki alam kalian....Tetapi sebelum ritual tuntas, suatu tim polisi mendobrak masuk dan menembak mati para penyandera.

Prolog film DreadOut yang sudah menegangkan diceritakan terjadi di sebuah rumah susun yang kemudian terbengkalai. Rumah susun yang kemudian menjadi angker  itu justru menjadi  obsesi lima anak dari generasi milenial yang  masih duduk di bangku SMA Jessica (Marsha Aruan), Beni (Muhammad Riza Irsyadillah), Dian (Suzana Sameh), Alex (Ciccio Manassero) dan Erik (Jefri Nichol).

Seperti halnya generasi milenial masa kini ingin eksis dengan mereka aktivitas aktivitas mereka untuk ditayangkan di edia sosial dan mendapatkan tanggapan dari generasi milenial lain. Agar bisa mendapatkan akses masuk , mereka menggandeng Linda (Caitlin Halderman), seorang remaja yang harus kerja di minimarket untuk biaya hidup dan  sekolahnya. Pasalnya Linda yang kenal dengan penjaga (Mike  Lucok).

Mereka melanggar larangan Sang Penjaga untuk masuk ke dalam sebuah unit apartemen yang sudah diberi garis polisi, karena ada kejadian penculikan. Di dalam unit itu mereka menemukan berapa perkamen dan Linda ternyata mampu membaca mantera yang ada dalam perkamen itu. Akibatnya mereka masuk ke dalam portal melalui kolam air ke dimensi lain atau alam gaib.

Di alam gaib itu mereka menemukan hutan, kuburan hingga rumah kayu dengan arsitektur kuno. Mereka berhadapan dengan Hantu Perempuan Berkebaya Merah pemilik rumah kayu itu bersama adiknya. Hantu itu ingin agar mereka yang mengusik itu tinggal selamanya di alam gaib. Apakah keenam remaja itu jadi korban  atau bisa meloloskan diri, menjadi inti cerita film ini.

Dari segi cerita DreadOut penuh dengan jump scare, twist, tidak bisa ditebak bagaimana ending ceritanya. Kelebihan film ini ialah sinematografi dari Sutradara Kimo Stamboel dan juru kameranya  terutama menggambarkan  suasana di dimensi lain, termasuk landscape rumah kuno yang menurut film ini  merupakan arsitektur  umah Sunda  tempo dulu. 

Diangkat dari Game

DreadOut diangkat dari game horor karya developer Indonesia, Digital Happiness yang bertajuk sama dan meraih sukses secara internasional. Menurut Sang Sutradara Kimo Stamboel brand dari game ini sangat  besar dan  kuat. Film ini berdasarkan kesepakatan dengan teman-teman dari Digital Happiness adalah prekuel dari gamenya.

"Tapi kualitas, keseruan dan kengerian di film harus sama dengan filmnya," ujar Kimo dalam press conference di Grand Indonesia, Rabu (2/9/2019).

Hantu berkebaya merah, serta puluhan pocong dengan sabit di tangan yang sewaktu-waktu bisa menebar maut  adalah  unsur dalam game dan juga film ini. Game indie horor ini populer di platform internasional STEAM dan semakin populer ketika PewDie (Youtuber Internasional) memberikan review positif terhadap game ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline