Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Geliat UKM di Kota "Dormitory" Depok

Diperbarui: 8 Desember 2018   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maprihati di UKM Centre Depok-Foto: irvan sjafari

Ruang UKM Centre Depok yang terletak di lantai dasar ITC Depok boleh dibilang sepi, ketika saya tiba Kamis, 6 Desember 2018. Hanya ada satu staf bernama Hamim dan seorang ibu berhijab duduk di depan meja resepsionis UKM Centre Depok yang terletak di ITC Depok, Jalan Margonda. 

Ruangan seukuran dua ruko ini hanya dipenuhi aneka barang kerajinan dan kuliner produk UKM di kota yang sebetulnya merupakan kota dormitory alias sebagian penduduknya menjadikan untuk tidur, sementara aktivitas pekerjaan di Jakarta.

Maprihati, 46 tahun,  ibu berhijab itu kebetulan singgah menegok produk makanan ringan buatannya dengan brand Dapur B Joko (Dapur B Joko) yang ternyata tinggal satu.  Sejak lima tahun yang lalu warga Depok Timur ini membuat kue kering dalam toples dan kue basah seperti somay untuk usaha sambilan membantu suaminya dengan modal awal Rp5 juta. 

"Ternyata suami ikut terjun membantu usaha yang kemudian berkembang.  Kami kemudian ikut pembinaan yang dilakukan Pemerintah Kota Depok lewat UKM Centre sejak 2017.  Mereka membantu melakukan pelatihan cara mengemas produk supaya menarik, standar kesehatan hingga pemasaran. Hasilnya omzet meningkat menjadi rata-rata Rp8 hingga 10 juta per bulan," ujar dia.

Berkat kinerjanya, Maprihati kemudian didualat menjadi Penanggungjawab UKM di Kelurahan Bakti Jaya, Depok Timur. Sayangnya menurut dia hanya 12 pengusaha di wilayahnya  yang bergabung dan semuanya kuliner. Meskipun begitu gairah berwirausaha meningkat di Depok, meskipun didominasi oleh suaha kuliner.  Ibu dari lima anak ini menyebut sepengetahuannya sekitar 1600-an UKM bergabung dengan Pemkot.

Angka yang diungkap Maprihati sebangun dengan apa yang pernah dituturkan Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro (PPUM) Diana Pupspitasari pada Mei 2018 lalu. Kata dia sejak awal 2017 hingga Mei pihaknya telah memberikan pelatihan kepada 545 pelaku UMKM. Untuk jumlah UMKM di Kota Depok ada 1.650 pelaku usaha.

"Pelatihan yang diberikan terdiri dari berbagai program. Mulai dari Pelatihan Keamanan Pangan (PKP), pelatihan akses permodalan, pelatihan laik sehat, pelatihan teknoprener, hingga pelatihan manajemen pelayanan," kata dia (1).

Wali Kota Depok Mohammad Idris juga pernah mengakui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menyumbang 65 persen Produk Regional Bruto (PDRB) di kota yang memiliki tagline "Depok Friendly City" adalah UMKM.  Idris menyebut pelaku UKM didominasi kuliner dan fashion. Pemkot Depok juga membantu memberikan akses berjualan di berbagai mal di wilayahnya. Tidak tanggung-tanggung disediakan 200 kios dan tentunya melalui proses seleksi agar tidak serampangan (2).

Saya pernah meninjau berbagai mal termasuk di kawasan Cinere, Depok. Ternyata hal itu ditepati. Ada sejumlah sudut disediakan untuk pelaku UKM.

Kreativitas UKM

Produk yang ditawarkan para pelaku UKM di Kota Depok cukup kreatif. Mereka menunjukan inovasi  yang mengagumkan. Pada pertengahan 2018 lalu saya pernah singgah di rumah kediaman pasangan suami-isteri Ruli Anwari-Fitri Supriati. Mereka menadikan   rumah  bersahaja berukuran 36  meter ini menjadi tempat tinggal sekaligus tempat produksi usaha minuman jus homemade yang mereka beri tajuk Papis Juice.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline