Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

[Review] Reza Rahadian (Memang) Biang Kerok

Diperbarui: 7 Maret 2018   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reza Rahadian dalam Benyamin Biang Kerok (Kredit foto: www.21cineplex.com).

Malam makin larut, ketika sedan BMW model anyar yang dikendarai Tora Sudiro meluncur menuju suatu tempat yang diduga merupakan tempat judi gelap dalam skala besar.  Dari mikrofon dia mendapat instruksi untuk tidak gegabah masuk ke sarang macan.  Kasino itu dikelola oleh Said Nirojim (Qomar), seorang Mafia Jakarta yang punya kekuatan besar.

Setelah digeledah Tora mendapati kasino itu memang ada. Dia bahkan melihat sosok Said mengawasi kasino sambil memperlihatkan kemampuannya bermain kartu hingga memenangkan pertandingan.  Tentunya bukan kemenangan murni, Tora dipergoki curang.  Tetapi tepat ketika ia dalam bahaya, polisi menggrebek tempat judi itu.

Tora pun ke luar dan mengambil uang kas kasino itu, kemudian masuk kamar kecil dan membuka topengnya.  Ternyata dia adalah Pengki (Reza Rahadian) dengan leluasa keluar gedung dan dijemput oplet. 

Adegan pembuka Benyamin Biang Kerok itu mengingatkan pada film Mission Imposible.  Adegan selanjutnya adalah pesta pekan raya Jakarta, Pengki dengan piawai menyanyikan lagu yang dipopulerkan almarhum Benyamin dulu, "Ondel-ondel".   Gaya bernyanyinya pun serupa.

Benyamin Biang kerokbukan film biografi Benyamin, tetapi didedikasikan untuk aktor legenda yang lekat dengan budaya Betawi itu.  Film yang disutradarai Hanung Bramantyo menampilkan Pengki sebagai tokoh utamanya bergaya mirip Benyamin.  Ide film ini sebetulnya mengingatkan pada Warkop Reborn menghidupkan kembali legenda.

Hanung memadukan Mission Imposible, legenda komedi dan memadukannya dengan musikal.  Plot ceritanya Pengki  putra dari  Juleha Sabeni (Meriam Belina), seorang konglomerat yang punya bisnis besar termasuk satelit. Tinggal di apartemen dengan peralatan serba canggih, tetapi ayahnya Sabeni (Rano Karno) hidup bersahaja di rumah bergaya Betawi yang mengingatkan pada sinetron Si Doel Anak Sekolahan.

Sabeni tidak setuju dengan cara isterinya berbisnis yang dianggapnya menghalalkan segala cara. Selain itu Sabeni yang santri tidak suka Juleha  menyukai klenik. Sebetulnya Pengki juga memberontak terhadap kemapanan. Dia lebih suka nongkrong di tempat Mpoknya (Lidya Kandouw), mantan rocker dan dua sepupunya Somad dan Aci (Aci Resti) di kawasan rumah susun. 

Somad digambarkan jago IT yang memberikan instruksi bergaya IMF di adegan pembuka.  Ruang bawah tanahnya di rumah menjadi tempat operasi canggih.

Rumah susun itu akan digusur oleh kelompok mafia lainnya, dipimpin oleh Hengki (Hamka Siregar) tak lain orang yang  berjudi dengan Said di awal cerita. Namun dengan uang yang diambil dari kasino, Pengki menggagalkan penggusuran.   

Cerita terus bergulir Pengki berkenalan dengan  Aida (Delia Husein) yang mengingatkan saya pada Ida Royani, seorang penyanyi papan atas.  Perkenalan terjadi karena Aida tidak sengaja menabrak seorang anak di rumah susun itu.

Bisa ditebak Aida awalnya sebal, tetapi akhirnya tertarik pada Pengki bahkan mau membantu membangun kampung itu.  Cerita bergulir, Aida ternyata terjerat Said yang dipanggil Abah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline