Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Novel | Koloni (23-24)

Diperbarui: 7 Mei 2017   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Koloni oleh Irvan Sjafari

Segmen 2

Memukul Sarang Lebahdengan Tangan Telanjang, Menginjak Sarang Semutdengan Kaki Telanjang

Irvan Sjafari

 DUA PULUH TIGA

Waktu tidak diketahui dan tempat tidak diketahui

“Yang pasti aku bukan Ningrum, kan?  Lagian kalau sudah ditolak juga masih ngejar...” Zahra tertawa geli membaca sebuah catatan suaminya. Pembicaran sore hari di beranda lebih tepat investigasi Zahra. Dia ingin tahu dirinya sampai sedetailnya.

Alif hanya pasrah. Akhirnya dia tahu juga bahwa Zahra bukan cinta pertamanya. Tetapi perempuan itu tidak marah. Dia tidak menyobeknya dan terus membuka halaman demi halaman. Zahra menjadikan membaca catatan hariannya sebagai hiburannya. Alif maklum Zahra sebenarnya masih remaja, masih senang bermain.

“Sebetulnya apa sih kampus itu? Apa yang kamu pelajari di sana? Aku banyak belajar banyak hal dari alam dan aku menikmatinya? Jadi wartawan itu seperti apaa yaa?”

Zahra membuka halaman bukunya berikutnya. Dia membacanya keras-keras.

Ketika meliput acara peluncuran mobil sedan model baru, aku akhirnya bertemu Ningrum. Dia sudah menjadi Marketing Manager. Wajahnya tidak lagi judes, dia memberikan senyum untuk pertama kalinya. Mungkin karena aku dianggapnya jurnalis bukan Alif yang dulu mengejar dia. Yang aku senang dia mau saya wawancarai….

“Tutup itu buku!  Kita diundang cara ke Balai Pertemuan. Ada pertunjukkan tiga malam lagi.”Alif mengalihkan perhatian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline