Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Novel | Koloni (21-22)

Diperbarui: 6 Mei 2017   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Koloni oleh Irvan Sjafari

Segmen 2

Memukul Sarang Lebah dengan tangan telanjang, Menginjak Sarang Semut dengan kaki telanjang

DUA PULUH SATU

Waktu tak diketahui, tempat tidak diketahui

Alif tak tahu jam berapa persisnya. Tetapi matahari masih menyapanya lemah lembut ketika dia berjalan menuju Rumah Mahkota. Zahra pergi ke tempat bekerja. Kehidupan yang baru sudah dimulai. Alif disambut Andro dan mengantarkannya ke tempat ruangan dengan berapa perangkat komputer dan televisi. 

Di sana dia disambut seorang pria mungkin umur 25 tahun, berkacamata, rambutnya gondrong.  Dia teringat akan Daniel teman kuliahnya.   Namun dia lebih kurus dan jangkung.

“Kamu Kak Alif, aku Anis, lengkapnya Anisoptera Odonata lengkapnya.” Dia tersenyum. “Kak Alif akan membantu saya di sini.”

“Anisoptera kan capung alias sibar-sibar…?”

“Ha...Ha…Kebetulan. Tetapi aku bukan pembuat capung rekayasa. Aku ahli IT. Aku sempat kuliah di Teknik Elektro ITB.  Ayahku menamakan aku demikian karena aku kurus seperti capung…”

“Ayah Anda, ahli serangga seperti Pak Nanang?”

Nggak tetapi lulusan pertanian. Dia kerja di sebuah perusahaan pembasmi serangga multi nasional. Pak Nanang itu teman ayahku waktu SMA.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline