Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Novel | Koloni (19-20)

Diperbarui: 6 Mei 2017   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Koloni oleh Irvan Sjafari

SEMBILAN BELAS

Tempat tidak diketahui waktu tidak diketahui

Serangga sudah ada sejak berjuta-juta tahun lalu sebelum munculnya reptilia purba 800 ribu jenis yang telah diberi nama.   Kebanyakan serangga purba musnah diganti jenis baru, namun ada yang baru seperti sibar dan kecoa.

Serangga diperkirakan berasal dari cacing. Hanya saja cacing tertutup lapisan lendir dan kemudian beberapa jenis cacing purba mengeras dan berkembang menjadi cangkang. Serangga digolongkan filum arthropoda atau kaki yang beruas.

Kebanyakan spesies ini manakjubkan. Lalat kecil menggelepar sayapnya 1000 kali per detik, sementara kutu mampu meloncat 200 kali panjang tubuhnya. Seekor semut mampu mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. 

Sibar-sibar bersenggama di udara. Yang jantan menangkap yang betina dan memegang lehernya dengan sepit yang tertempel pada ujung-ujung abdomen. Keduanya terbang ke sana ke mari berlekatan. Mereka bisa menangkap mangsa sambil terbang. Hewan yang sangat romantis.

Suara Zahra begitu lantang membacakan buku harian milik Alif, hingga laki-laki itu terbangun. Perempuan itu duduk ranjang di sampingnya. “Dari mana kamu dapat?”

Alif langsung terlompat. Sekejab rasa kantuknya hilang. Dia tidak ingin Zahra membacanya.

Zahra kemudian meloncat dari tempat tidur dan berlari ke luar kamar. Hari sudah pagi.

“Memangnya kakanda bisa seperti sibar-sibar. Jadi kupu-kupu saja gemetaran.

“Dia tertawa meledek. Sepertinya perempuan ini punya energi luar biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline