Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

[Review] Tujuh Mojang yang Menyegarkan Lagu keroncong

Diperbarui: 23 Oktober 2016   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi keroncong 7 putri di panggung (kredit foto www.vemale.com)

“Happy” dari Pharell William  tidak hanya diaransemen dan dinyanyikan dengan irama pop dan jazz, tetapi juga bisa menjadi lagu Keroncong. Grup musik Keroncong 7 Putri membawakan lagu “Happy” pada acara  ulang tahun  sebuah radio dan  Jak Jazz 2014 menjadikan para pendengarnya menjadi happy.  Bahkan dalam acara"Butterfield Music Frontyard"  di kawasan Dipati Ukur medio Mei 2016, kelompok ini berhasil mengeroncongkan lagu  “Rather Be" milik Clean Bandit   serta "Hold My Hand"  dari Jess Glynne.  Jangan lupa bahwa lagu “Kau Adalah” dari Isyana Sarasvati dan lagu “Bongkar” dari Iwan Fals  menjelma menjadi lagu keroncong melalui lantunan kelompok ini.  

Tentunya  mereka piawai membawakan lagu-lagu keroncong klasik seperti “Gambang Semarang”, “Di “Bawah Sinar Bulan Purnama”, hingga “Keroncong Kemayoran”.  Kemampuan para mojang Bandung  menurut saya setara  paling tidak sudah mengejar Kerontjong Toegoe, keturunan masyarakat Madrijker Jakarta. Saya pernah mendengar anak muda dari Kampung Tugu ini mengubah lagu anak-anak Portugis menjadi keroncong.  

Kelompok Keroncong 7 Putri sekali membuktikan kehebatan  kreatifitas anak-anak Bandung, bergerak secara indie. Berkat kreatifitas mereka lagu keroncong bisa dipadukan dengan kekinian. Keroncong  7 Putri  membuktikan bahwa musik keroncong bukan milik orangtua atau orang berjiwa kuno, seperti citra musik keroncong, tetapi bisa bergaya anak muda. Mereka terdiri dari Gina (cak), Rahma (vokal), Intan (bas), Lisa (cello), Marsha (gitar), Prilia (cuk), dan Tria (vokal, flute).

Para personil kelompok musik ini  berusia muda, usia 20 tahunan mempunyai  latar belakangnya perguruan tinggi, khas anak-anak indie Bandung. Ceritanya seorang  Happy Salma memberikan andil awal terbentuknya K7P. Dia bersama rumah produksi Titi Mangsa menggelar sebuah acara bertajuk Monolog 8 Wanita di Galeri Indonesia Kaya di tahun 2014. Happy kemudian meminta bantuan kawannya Uge mencari grup keroncong yang beranggotakan perempuan.

Uge menghubungi Marsha dan Lisa, adik kelasnya di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Lalu Lisa bergerak cepat memilih teman-temannya di Jurusan Seni Musik. Terpilihlah nama-nama yang telah disebutkan sebelumnya. Namun waktu itu departemen vokal masih diisi oleh Gita Kemudian Gita mengundurkan diri dan masuklah  Rachma.

Awalnya Uge memberi nama Keroncong Poetri.  Belakangan karena masalah hak kepemilikan nama. Keroncong Poetri boleh dipakai bila mereka bergabung dengan manajemen Titi Mangsa. Namun karena mereka memilih untuk jalan sendiri, berganti menjadi Keroncong 7 Putri. Pada 2014 itu juga Keroncong 7 Putri berpartsipasi dalam  Jak Jazz 2014 seperti saya singgung di atas, menjadi salah satu pengisi acara di konser 40 tahun Sundari Soekotjo di bulan April silam, serta PON Jabar yang baru lalu.  Selain itu mereka juga kerap mengisi acara perusahaan, kedutaan maupun perseorangan.

Keroncong 7 Puteri adalah masa depan keroncong Indonesia.

Para personel Keroncong 7 Putri Di LUar Panggung; Keseharian tetap anak muda gaul (kredit foto https://assets.weddinq.com/photo/files/62b1d8c577d5be2a7317426bc71894f6.jpeg)

Sumber : Pikiran Rakyat



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline