Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

[Fiksi Click] Commuter 2025

Diperbarui: 14 Oktober 2016   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kereta api Commuter masa mendatang (kredit gambar Ilustrasi Foto Kereta Commuter masa mendatang http://wpmedia.news.nationalpost.com)

Misinya satu hanya satu, cari dan temukan apa yang disebut sebagai “Samurai Teriyaki 12” sebelum ia mencelakan seorang tamu VIP di atas kereta api Commuter 2025. Dia sendirian, satu-satunya petugas anti teroris yang disamarkan di antara para penumpang kereta api perjalanan kedua transportasi komuner teranyar berangkat dari Stasiun Kota, tetapi hanya berhenti di enam stasiun, Manggarai, Pasarminggu, Depok, Bogor, Sukabumi dan Cianjur sebelum masuk Bandung.

Mengapa disebut Teriyaki 12 komandan seperti masakan Jepang? Inspektur Satu Reza Syamsudayan tercengang teroris dan pembunuh bayaran paling berbahaya di dunia ini memakai nama nyeleneh. Sepintas nama yang bisa dicemooh dan potensial menjadi bahan bullyan di media sosial. Juga bisa membuat sosok samurai diolok-olok. Keterangan Komandan Densus 88 Komisaris Besar Sadikin membuatnya bergidik apalagi dilengkapi dengan kumpulan berita maupun dokumen rahasia tentang 24 serangan yang dilakukan Teriyaki 12 tanpa satu pun kegagalan.

Teriyaki 12 adalah drone robot pembunuh tercanggih. Penciptanya terinspirasi dengan cerita samurai Jepang, sekaligus menyukai makanan Jepang. Pernah mencoba dan mencicipi masakan beef atau chicken teriyaki? Potongan daging yang kecil-kecil itu? Nah drone itu punya ciri khas memutilasi korbannya menjadi 12 potongan lewat senjatanya setebal lidi berpijar dalam hitungan paling lama 30 detik. Benar-benar setebal lidi berpijar sepanjang satu meter membuat daging manusia seperti Anda membakar kawat hingga berpijar lalu memotong mentega beku.

Seperti pedang saber dalam film Star War? Fiksi yang menjadi nyata seperti telepon selulernya Star Trek, tetapi jauh lebih kejam dan efesien, karena pangkal pengaktifnya bisa disembunyikan di balik kaos kaki, jahitan dalam celana dan baju, kotak kacamata dan tidak bisa detektor logam.

Bukankah tamu kita bisa dilindungi dengan pasukan dengan rompi dan topi baja? Dengan gemetar Reza membaca sebuah file dalam dokumen yang dikirimkan komandannya kea kun emailnya.

Salah satu korban drone ini seorang presiden dari negera Amerika Latin yang dilindungi mobil anti peluru dan satu peleton tentara dengan topi baju. Tetapi Samurai Teriyaki 12 mampu membelah enam tentara dengan topi baja menjadi dua secara vertikal dan membelah mobil ditumpangi si presiden. Pokoknya pencipta Teriyaki 12 ini berhasil memenuhi kontraknya sebagai pembunuh bayaran.

Apa bisa dikenali Teriyaki 12 ini? Reza membaca file berikutnya di tabletnya. Sampai saat ini tak ada di negara dunia ini mengidentifikasi drone yang dibuat seperti manusia secara sepintas, kecuali setelah dia beraksi. Tingginya diperkirakan 165 cm yang bisa menyerupai etnik dan ras manapun. Rupa dan warna kulitnya bisa seperti bunglon karena memakai kulit manusia sintetis yang nyaris sempurna. Dia bisa menjadi perempuan, laki-laki, lansia, setengah baya, orang muda bahkan berwajah anak usia tanggung. Dia bisa bule, negro, Tionghoa, Melayu, Arab.

Preek. Keterangan Kombes Sadikin cukup memberikan kesan mengerikan. Drone itu jauh sama dahsyatnya dibanding yang digambarkan cerita film fiksi Terminator atau Robocop. Dalam 24 aksinya tercatat lebih 500 manusia menjadi mangsanya, termasuk 24 sasarannya selama sejak aksi terornya di dua puluh empat negara dalam dua tahun. Penciptanya tidak dikenal dan tidak peduli dengan ideologi dan tidak pernah bisa dilacak di mana markasnya. Tetapi selalu ada orang gila yang bisa mengkontaknya untuk plot pembunuhan.

Pembunuhan paling sepektakuler ialah terhadap seorang raja minyak dari Timur Tengah yang harus mengorbankan selusin pengawalnya menjadi perisai raja minyak itu seperti tumpukan daging, sebelum pedang itu menyentuhnya, raja minyak itu masuk ke lift dan kemudian dilarikan dengan mobil balap dari hotel di Paris, Prancis. Hotel itu dikepung tetapi Teriyaki 12 menghilang. Sasarannya akhirnya tewas di bandara Charles de Gaulle bersama selusin pasukan anti teroris Prancis. Waktu menyerang dia seperti seorang perempuan kulit putih pelayan hotel itu dan diperkirakan keluar dengan sosok yang lain. CCTV tidak mampu mengenalinya. Di bandara ia bisa menyerupai lansia kulit putih di kursi roda.

Dia lari dengan kecepatan 200 km per jam. Itu kelebihan lain.

Dua

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline