Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Asian Games IV 1962: Ketika Indonesia Menjadi Macan Asia

Diperbarui: 3 Agustus 2016   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hendrick Brocks (Hendra Gunawan ketika mendapat medali ems/Kredit foto Irvan Sjafari/Repro Duta Masyarakat/Ipphos)

Dengan  ucapan   bismillah Presiden Soekarno membuka dengan resmi Asian Games keIV tepat pada  16.00, Jum’at 24 Agustus 1962 di Stadion Utama Senayan.  Pembukaan itu diiringi dengan naiknya bendera Asian Games dan lepasnya ratusan burung terbang berombongan ke angkasa.  Pada hari itu diperkirakan lebih  dari 100.000 pasang mata menyaksikan pembukaan pesta olahraga negara-negara Asia itu tersebut.

Presiden Soekarno memasuki stadion sekitar pukul 15.00 dengan mengenakan pakaian kuning gading dari tennis wool.  Presiden didampingi  Menteri Olahraga Maladi, Ketua Organizing Committee Paku Alam dan Menteri Pertama Djuanda Kartawidjaja.   Mereka mendapat kehormatan untuk menerima parade peserta. Gemuruh  25 genderang yang ditabuhkan taruna Akademi Militer Nasional berseragam  cokelat mendahului parade begitu gegap gempita. 

Acara pembukaan juga dimeriahkan dengan parade senam dari sekitar 1200 anak-anak Sekolah Rakyat.  Mereka memainkan kipas-kipas dengan warna-warni dibalikan merah-putihm putih-biru-kuning dan lain-lain warna,  Pada saat akhir pertunjukkan anak-anak itu meneriakkan: “Hidup Bung Karno!”  Sekitar 488 murid lanjutan atas juga mempertunjukkan senam.  Kemeriahan pembukaan juga ditunjukkan oleh 480 orang membawakan Tari sedauti dari Aceh dan 1100 wanita dari Pulau Bali  membawakan Tari Pendet.

Asian Games ke IV berlangsung sejak 24 Agustus 1962 hingga 4 September 1962 diikuti 1460 atlet dari 17  negara.   Yang unik di antara 17 negara  peserta selain Malaya (nama Malaysia dahulu) diikuti kontingen dari wilayah yang kemudian kelak bergabung dalam Malaysia, yaitu Kalimantan Utara dan Sarawak.  Asian  Games IV diwarnai dengan nuansa politik yang kental ketika Indonesia menolak  memberikan visa pada atlet dari Israel dan Taiwan. 

RRC sendiri tidak ikut serta, sehingga pada Asian Games ke IV ini  negara Asia yang kuat yang menjadi pesaing  Indonesia sebetulnya hanya Jepang.  Pada waktu itu terdapat  Vietnam Selatan sebagai peserta. Asian Games ke IV mempertandingkan 15 cabang olahraga memperebutkan 120 emas, 122 perak dan 130 perunggu.  Bulutangkis untuk  pertama kali dipertandingkan.

Hasil Tragis Sepakbola, Bulutangkis dan Balap Sepeda Gemilang

Cabang olahraga  yang paling menyita perhatian rakyat Indonesia ialah sepakbola. Pada laga perdana Kesebelasan Indonesia berhadapan dengan Kesebelasan Vietnam Selatan.  Dalam pertandingan ini Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam Selatan 1-0. Gol kemenangan Indonesia dicetak oleh Selong sepuluh menit  menjelang pertandingan bubar.  Sayangnya tim sepakbola Indonesia tersisih di grup setelah kalah dramatis lawan Malaya 3-2.    

Bulutangkis  menjadi tambang emas Indonesia.  Pada cabang ini emas Indonesia antara lain  pada nomor tunggal putri ketika Minarni mengalahkan rekannya Corry Kawilarang  11-4, 11-7.  Emas kedua bulutangkis  dipersembahkan pasangan ganda Putri Minarni/Retno mengalahkan Herawati/Corry 9-15,15-12, 15-6. Emas ketiga pada nomor tunggal putra atas nama  Tan Yoe Hok mengalahkan The Ke Wan dari Malaya (nama Malaysia waktu itu belum ada) 15-9 dan 15-3.    Indonesia Raya mengemundang sampai dua kali berturut-turut pada Sabtu malam 1 September 1958. 

Indonesia menyapu bersih hamper semua medali emas yang dipertandingkan. Nomor yang didapat lainnya ialah beregu putra dan beregu putri. Nomor yang lepas hanya nomor ganda putra yang direbut Malaysia. Pasangan tuan rumah Joe Hok dan Liem Tjeng Kiang dikalahkan pasangan Malaya Tan Yee Khan dan Ng Bon Bee.

Esok harinya di arena balap sepeda Hendrik Brocks meraih medali emas untuk nomor  Individual Open Race 180 km. Minggu siang cerah  2 September 1962 jembatan Semanggi  penuh dengan sorak sorai penonton, ketika  lelaki bertubuh 172 cm mengayuh sepeda balapnya memasuki garis finish  sambal mengacungkan tinjunya.  Hendrik Brocks,baru berusia  21 tahun ketika meraih emas  nomor Individual Open Race sejauh sekitar 190 kilometer  dengan catatan waktu 5 jam 58 menit 57,3 detik di Asian  Games Jakarta.

Dari arena balap sepeda sejarah mencatat Indonesia meraih tiga emas,ketiganya melibatkan nama  Hendrik Brock.  Pria kelahiran  Sukabumi 27 Maret 1941 ini meraih emas tidak saja pada  nomor Individual,  tetapi memberikan konstribusi bagi Indonesia medapatkan emas nomor  Team Road Race dan Team Trial bersama rekan-rekannya Hamsin Rusli, Wahyu Wahdini dan Aming Priatna.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline