Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Kidung Persib Mulih Jurit Final Kejuaraan PSSI 1958/1959

Diperbarui: 3 Juli 2016   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Persib 1959 (Kredit foto Irvan Sjafari Repro Majalah Aneka)

Bandung kaliung ka’ imping/Nganti-nganti Persib sumping/Hojong enggal-henggal teping/Sedja diaping dikeumbing/Di sangling hariring dangding

Serasing uagub takabur/Adigung agul hier, ben…ik/Namung tewis bingah manih/Rehing Persib muih djurit/Ngandung djuara kadua/Pulih waluyir utami

Suasana haru di ruang sidang DPRD Kota Bandung ketika salah seorang anggotanya Rachman Sainan menyanyikan Kidung Persib Mulih Djurit yang digubahnya sendiri. Hadirin yang hadir tertusuk perasaannya. Hari itu 7 September 1959 sekitar pukul 13.35. Rombongan pemain Persib baru tiba di Kota Bandung seusai mengikuti kompetisi PSSI periode 1958/1959 sejak awal Agustus 1959. Dalam babak final yang diikuti 7 kesebelasan Persib hanya menduduki peringkat kedua. Sementara juara pertama diraih tim PSM Makassar. Kepulangan Persib ke kota Bandung disambut sejumlah politisi di DPRD Kota Bandung, selainan Rachman Sainan hadir Ketua DPRD Kota Bandung Mohammad A. Hadawi, Panglima TT III R.A Kosasih, Ketua KOI Jawa Barat Djusar Kartasubrata, Sabri gandanegara, Kolonel Dr Wonodjudo.

Klasemen Akhir kompetisi Putaran Final PSSI 1958/1959 PSM Makassar berada di posisi pertama dengan enam kali main, enam kali menang alias tak pernah kehilangan poin. Dengan dua belas poin Ramang dan kawan-kawannya memasukan 25 gol dan kemasukan 4 gol. Sementara Persib berada di posisi kedua dengan delapan poin dari hasil empat kali menang dan dua kali kalah dengan memasukan 22 gol dan kemasukan delapan gol. Sementara PSIS Semarang berada di posisi ketiga dengan enam poin dari dua kali menang, dua kali sering dan dua kali kalah dengan gol 12-15. Pada posisi keempat adalah Persija Jakarta dengan dua kali menang satu kali seri dan satu kali kalah dengan gol 7-14. Di bawahnya Persebaya Surabaya dan PSP Padang masing-masing dua kali menang dan empat kalah meraih empat poin. Hanya saja Persebaya unggul selisih gol, yaitu 15-23 dan PSP 12-20. Berada di posisi juru kunci PSMS Medan dengan tiga poin, hasil satu kali menang, satu kali dengan gol 9-18.

Babak Final kompetisi ini berlangsung di beberapa kota. Pada pertandingan pertamanya, Minggu 9 Agustus 1959 Persib mengalahkan Persija Jakarta di Stadion Ikada Jakarta dengan skor 3-1 setelah unggul 2-0 hingga turun minum. Pertandingan Persib-Persija dianggap penting dan punya efek psikologis. Persib lolos dari ujian berat berkat permainan gemilang trio Parhim, Kiat Sek dan Omo. 

Gol pertama Persib dicetak oleh Kiat Sek pada menit ke 8 hasil kerjasama dengan Parhim. Pada menit ke 17 giliran Parhim mencetak gol memanfaatkan umpan terobosan Kiat Sek setelah bekerjasama dengan Omo. Gol ketiga Persib dicetak oleh Omo pada menit ke 72 setelah mendapat umpan terobosan dari Kiat Sek. Gol balasan Persija dari titik penalti oleh Liong Houw pada menit ke 39.

Pertandingan kedua di lapangan Ikada pada 13 Agustus 1959, Persib meremukan Persebaya Surabaya dengan skor 6-0 (1-0). Gol Persib diciptakan oleh Witarsa pada menit ke 21, Ade pada menit ke 49, Kiat Sek membuat hattrick pada menit ke 52, 62 dan 78 dan Atik mencetak gol ke enam pada menit ke 82. Pertandingan ketiga17 Agustus 1959, Persib menang atas PSP Padang 3-2 (3-1) di kota Padang. Sayangnya Persib justru dipercundangi PSIS Semarang 2-1 di kandangnya, Stadion Siliwangi. Bagi Persib kekalahan tersebut berarti besar karena menyulitkannya untuk menyangi juara bertahan Makassar.

Seusai kekalahan dari PSIS, Persib meremukan PSMS Medan di Stadion Siliwangi dengan skor 8-1 pada pertandingan 30 Agustus 1959. Omo membuka gol ketika pertandingan berlangsung enam menit. Secara umum pertandingan babak pertama masih imbang, Persib hanya unggu 1-0. Tetapi pada babak kedua Persib memporak-porandakan pertahanan PSMS Medan. Omo mencetak tiga gol lagi, disusul Parhim dua gol, Kiat Sek satu gol dan Unang satu gol.

Pertandingan terakhir merupakan pertandingan membuat pendukung Persib berduka ketika PSM mengalahkan tim kesayangannya di lapangan Ikada, Jakarta pada Minggu 6 September 1959. Babak pertama skor masih 0-0. Persib malah unggul lebih dulu pada menit ke 48 melalui Omo setelah menerobos barikade pertahanan PSM. Namun kesebelasan Anging Mamiri ini mampu mencetak dua gol hingga skor akhir 2-1. PSM Makassar dengan kwartet Suwardi Arlan, Ramang, Noorsalam, dan Kurnia memang tersohor pada masa itu.

Secara umum menurut laporan Majalah Aneka edisi 10 September 1959 permainan Persib Bandung sangat menarik. Para pemainnya menggunakan long passing dengan teratur, bermain cepat dan sportif. Namun Persib membuat kesalahan dengan tetap memaksakan dimainkannya Kwee Kiat Sek di sayap kiri serta serta Ade Dana yang sudah kelelahan. Harusnya Kiat Sek dan Ade diistirahatkan dan ditukar dengan Rukma dan Witarsa menjadi center Forward. Koran Bintang Timur menyebutkan bahwa pertarungan Persib melawan Makassar adalah pertarungan antara kegesitan anak-anak Bandung melawan kecepatan anak-anak Makassar. Pada waktu itu pelatih PSM adalah E. A Mangindaan dan pelatih Persib adalah R.A.F. Effendy.

Pertandingan ini mendapat kritik dari surat kabar karena wasit Wensveen dianggap kurang jeli. Rachman Sainan dalam kata sambutannya di Gedung PRD juga mengutip beberapa surat kabar di Jakarta tentang kepemimpinan wasit Wensveen. Saya pun menelusurinya dari berpa sumber. Di antaranya dari Bintang Timur yang dikutip oleh Novian Media Research {1}

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline