Bagi para wisatawan datang mengunjungi Gunung Fujiyama di Jepang untuk menikmati panorama alam gunung bersalju dan hamparan hijau di kaki bukitnya, bahkan bagi mereka yang suka wisata petualang bisa mendaki gunung yang memiliki tinggi 3776 meter ini. Tetapi ada bagian dari gunung ini yang mempunyai sejarah menakutkan yaitu hutan Aokigahara, seluas 14 mil persegi.
Hutan ini menjadi tempat favorit untuk bunuh diri (nomor dua di dunia sesudah jembatan San Fransisco) dan tempat pembuangan bagi orangtua yang tidak mau lagi dipelihara anaknya. Bagi orang Jepang femonena ini disebut ubate. Selain itu kawasan ini dihubungkan dengan mitologi Jepang berkaitan sebagai tempat setan.
Legenda Aokigahara ini menjadi inspirasi film The Forest. Konon mereka yang mempunyai “kesedihan” terlarang untuk hutan ini karena bisa tertipu. Mereka yang serampangan untuk masuk hutan ini bisa bertemu “yurei” (semacam hantu). Hutan dan “yurei” tidak mematikan “mangsanya” dengan mencekiknya seperti dalam film horor urban legend tetapi mereka membuat “mangsanya” tertipu dan ingin mati dan kematian diakibatkan oleh tindakan mangsanya sendiri.
Sara Price (Natalie Dormer) mendapatkan berbagai peringatan dari penduduk lokal agar tidak keluar dari jalan, tidak masuk hutan dalam keadaan sedih. Namun tetap saja Sara datang ke hutan Aokigahara untukmencari saudara kembarnya Jess Price yang hilang di hutan itu ketika berdamawisata dengan murid-muridnya. Karena mereka saudara kembar, seorang yang bisa memberi firasat bagi kembaran kalau dalam bahaya. Jess sendiri diceritakan guru sebuah sekolah menengah.
Diceritakan bahwa ayah dan ibu Sara serta Jess tewas dalam sebuah kecelakaan ketika masih berusia enam tahun. Sara mengunjungi sekolah tempat Jess mengajar dan mendapatkan obat anti depresan di ruangan Jess. Dalam pencarian Sara dibantu oleh Aiden (Taylor Kinney), seorang penulis perjalanan dan Michi (Yukiyoshi Ozawa), pemandu lokal yang punya misi mencegah orang bunuh diri.
Seperti plot cerita horor umumnya penonton disajikan adegan menakutkan mulai di rumah tempat mayat dalam hutan ditemukan , seorang nenek-nenek berkeliaran dalam penginapan, mayat orang gantung diri di hutan. Sara kemudian memulai pencarian Jess bersama Aiden dan Michi, tentunya dengan SOP menjelajah hutan itu. Mereka menemukan tenda tempat Jess menginap dalam hutan. Di dalam tenda terdapat buku berisi puisi karya penyair Amerika abad ke 19 Sara Teasdale yang menjadi favorit Jess dan obat-obatan.
Karena yakin akan naluri sebagai saudara kembar bahwa Jess masih hidup, Sara nekad menginap di tenda milik Jess. Michi memperingatkan akan malam yang panjang. Aiden kemudian menawarkan diri ikut menginap. Sampai di sini bisa ditebak Sara terbangun tengah malam dan Sara kemudian bertemu sosok perempuan yang juga tersesat di hutan bernama Hoshiko (Rina Takasaki) yang mengaku kenal Jess. Hoshiko ini membisikan bahwa ada yang tak beres dari Aiden. Pertanyaanya Hoshiko ini sungguhan atau dia yurei? Apakah Sara berhasil menemukan saudara kembarnya? Ending cerita tidak mudah ditebak.
Dari segi gagasan The Forest orisinal dan lebih rasional bagi saya. Kematian bagi manusia disebabkan tidak lagi bisa membedakan mana halusinasi dan mana yang realita. Hanya saja sinematografinya tidak terlalu baru, lebih banyak mengagetkan daripada menakutkan. Selain itu hantu wanita Jepang seperti dalam The Ring tetap dijadikan unsur untuk menakut-nakuti, sekalipun sutradara juga memasukan unsur panorama hutan pinus malam hari, suara angin sebagai unsur horor. Ini yang mengingatkan saya pada film Blair Witch Project (1999).
Catatan penutup syuting film ini dilakukan di Serbia, Eropa bukan di tempat aslinya di Jepang (karena memang dilarang). Itu artinya kalau saja syutingnya di tempat aslinya horornya bisa jadi lebih menakutkan.
Judul Film : The Forest
Sutradara : Jason Zada