Bagi mereka yang kerap melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung melalui Jalan Tol Cipularang pas jam makan siang ada alternatif liain selain di rest area, yaitu Restoran Ciganea. Bagi yan membwa kemdaraan pribadi bisa ke luar tol di Purwakarta (KM 84) untuk singgah di restoran di Jalan Pemuda no. 32. (tak jauh dari pintu tol). Dalam perjalanan ke Bandung saya bersama adik dan ipar saya berkesempatan mencicpi kuliner khas Sunda.
Begitu kami memesan sebua meja, para pelayan menaruh satu bakal nasi, piring dan sejumlah hidangan yang ada di rumah makan ini . Cara penyajiannya mengingatkan saya pada Restoran Padang. Pengunjung hanya membayar makanan yang dilahap. Pada kunjungan Minggu 2 Agustus 2015, kami disajikan aneka macam pepes, ayam goreng , seporsi kangkung, tak ketinggalan lalapannya.
Saya memilih ayam goreng yang selain gurih rasanya, tekstur dagingnya empuk di gigih dan lembut ketika menyentuh lidah. Dari segi tekstur dan kelezatan ayam goreng Ciganea ini termasuk paling enak di antara rumah makan dengan kuliner Sunda yang saya pernah coba. Cara menggorengnya tidak terlalu kering, tetapi agak basah dan warnanya kekuningan. Apalagi sambelnya yang pedas manis menambah lezatnya suapan nasi dengan potongan daging ayam.
Dibandingkan dengan yang pernah saya coba di jaringan Restoran Ampera misalnya rasa menu ayam goreng ini unggul. Namun dibandingkan denaan ayam goreng kuliner Sunda lainnya yang pernah saya coba di kuliner kaki lima Jalan Merdeka, Bandung (entah di mana sekarang lokasinya), masih lebih enak yang punya Bu Etty, Merdeka Bandung. Begitu juga dari segi harga.
Dari variasi pepesnya dibandingkan Rumah Makan Merdeka atau kaki lima lainnya di andung, yang pernah saya singgah, Restoran Ciganea jauh lebih unggul. Saya mencicipi pepes ayam rasanya enak, bumbunya tajam, rasa pedasnya pas. Sementara pepes tahunya manis dan sedikit pedas. Begitu juga dengan tumis kangkungnya sedap hingga suapan terakhir. Tetapi dari segi variasi hidangan ayam, empal lainnya, Ampera masih lebih lengkap. Anda juga bisa memesan aneka macam jus, di antaranya jus stroberi yang dihidankan dalam gelas seperti toples.
Rumah makan yang berdiri pada 1971 ini memiliki ruangan yang mampu menampung 200 orang. Kami melihat ada ruang AC untuk 20 orang, lesehan 20 orang dan sebuah sudut untuk mereka yang suka kopi. Restoran yang dahulu dididikan Rd. H. Atik Djayasputra pada 1971 ini kini dikelola seorang cucunya bernama Dadang Sukmarasa buka sejak pukul 7 pagi hingga tengah malam.(24.00) Saya terkesan dengan desain ruangannya yang lega dan cozy. Terdapat juga toilet dan musholah (meski tidak terlalu besar). Secar keseluruhan recommended untuk makan siang atau makan malam bagi yang kerap bolak-balik Bandung-Jakarta.
Irvan Sjafari