Lihat ke Halaman Asli

Nafian Faiz

Membangun Komunitas

Petambak Udang Dipasena Mengeluhkan Serangan Hama Penyakit Udang

Diperbarui: 12 Juni 2022   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

TULANG BAWANG.

Seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga begitulah gambaran petambak Udang di Bumi Dipasena, Rawajitu Timur, Tulang Bawang, Lampung.

Pertambakan ex PT.Aruna Wijaya Sakti (AWS) itu setahun terakhir ini marak gagal panen akibat serangan hama penyakit, dipeparah semua biaya harga produksi naik drastis, sementara harga udang cendrung turun.

Ngasim, salah satu petambak udang yang juga punya toko, menjual berbagai merk pakan udang dan obat-obatan di wilayah 61 Kampung Bumi Dipasena Jaya, saat ditemui pada Minggu (12/06/2022) mengatakan bahwa ada enam petak tambak miliknya, tiga hari lalu terpaksa dikeringkan karena terserang penyakit, ia tebar benur 215 ribu ekor, pada umur hanya 45 hari harus dikuras, modal habis 50 juta lebih.

Menurut Ngasim, imbas dari serangan hama penyakit udang yang melanda areal pertambakan Dipasena ini juga berimbas terhadap omset usaha penjualan benur, pakan dan obat-obatan terus naik terjun bebas, beliau menambahkan kalau setahun lalu 100 sak pakan lebih terjual dalam sehari, saat ini paling banyak 10 sak/hari.

"Enam petak tambak udang, tiga hari lalu dikuras, kena hama penyakit, udangnya banyak yang mati, baru umur 45 hari, rugi, modal saja tak balik, apalagi mau untung." Kata Ngasim.

Sementara itu pengurus Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (3UWL) Bidang Budidaya, Serman, tidak menampik bahwa produksi udang saat ini lagi menurun, ini akibat serangan hama penyakit, umumnya udang petambak terinfeksi penyakit WSSV, IMNV dan APHND, namun demikian masih tetap ada saja yang panen dengan hasil cukup bagus.

Serman menambahkan, upaya menimalisir serangan hama penyakit, P3UWL terus mengupayaka agar benur yang ditebar bebas virus, pakan bebas bahan kimia, obat-obatan ramah lingkungan dan perbaikan infrastruktur budidaya, seperti mengerukan sedemintasi lumpur pada saluran pasok dan perbaikan pintu-pintu DAM.

"Penyakit udang memang ada, banyak tambak yang kuras, tapi masih ada juga petambak panen normal, kemaren (11/06) ada petambak di Kampung Bumi Sejahtera yang Panen dua petak tambak, umur udang 90 hari, size 50, dengan tonase 1,7 ton." Kata Serman.

Di tempat terpisah Kepala Bidang Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Ari Suharso, mengatakan bahwa kondisi usaha budidaya udang yg terjadi di Dipasena merupakan gambaran umum wajah perikanan Budidaya di indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline