Ogan Komering Ilir:
Petambak Desa Bumi Pratama Mandira (BPM) Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan (Sumsel) hari ini Rabu (2/06/2022) kembali menggelar unjuk rasa di depan kantor Perhimpunan Petambak Udang Wachyuni Mandira (P2UWM).
500 orang lebih anggota P2UWM berkumpul di sekitar sekretariat sejak jam 09 dan mulai orasi jam 10.30, mereka berdatangan dari rumah masing-masing dilingkup desa BPM, dalam aksi tersebut diadakan orasi dan penandatangan petisi, berapa peserta membawa beberapa kertas berisi tuntutan.
Sebagaimana diketahui bahwa aksi massa yang sama di tempat yang sama telah digelar pada Minggu lalu, saat itu mereka menyampaikan aspirasinya kepada pengurus P2UWM tentang persoalan yang dihadapi meraka, mulai dari masalah keamanan yang tidak kunjung membaik, dimana setiap hari ada saja warga yang kehilangan alat dan sarana pertambakan bahkan acap kali terjadi penodongan dengan senjata tajam dan senjata api, juga masalah keberatan warga atas pungli yang dilakukan oleh pemerintah Desa BPM terhadap warga dan pelaku usaha.
"Hari ini 1 Juni, kita peringati sebagai hari kesaktian Pancasila, hari ini kita berkumpul kembali di tempat ini, ingin mendengarkan apa aspirasi yang kita telah kuasakan kepada pengurus P2UWM sudah dijalankan dan ditindaklanjuti, apa hasilnya sesuai dengan harapan kita?" " kata Suco Santoso mengawali orasinya.
"yang pasti kemaren dan semalam masih ada warga yang ditodong maling, masih ada warga yang lapor kehilangan peralatan budidaya dan masih ada terjadi pungli, itu artinya aksi dan aspirasi kita tidak dihiraukan oleh Pemerintah desa BPM" lanjut Suco.
Sementara itu Yunizar salah satu warga yang turut berorasi mengatakan bahwa keamanan yang buruk di BPM itu fakta, bahwa ada pungli itu fakta, karena prilaku pungli tempat punglinya bukan dikantor desa BPM tapi justru di rumah Kades, karenanya tidak pernah ada tanda terima dan kwitansi, tidak ada pembukuan dan tidak ada laporan penggunaan, semua itu adalah fakta.
" Apa yang saya sampaikan ini semuanya adalah fakta, ada bukti dan saksi hidupnya". Ujar Yunizar.
Yunizar menambahkan "Jawaban tertulis dari Pemdes BPM tidak menjawab persoalan yang kami hadapi saat ini, karenanya kami mendesak pengurus P2UWM untuk berani untuk mengusut tuntas persolan ini, silahkan sampaikan persoalan ini kepada Bupati, Guburnur bahkan bila perlu kepada pemerintah pusat presiden Jokowi, jangan main-main ini menyangkut produksi udang Nasional, jangan sampai kita mogok budidaya karena sebab merasa tidak aman dan kebanyakan pungli". pungkasnya.
Di tempat terpisah Aiptu Agus Sujana Kapolpos Sungai Sibur yang membawahi Kamtibmas desa BPM mengatakan punya keterbatasan personil dan kendala wilayah yang tidak mudah dijangkau, hal tersebut menjadi kendala utama. "Kami hanya ada 2 orang personil polisi, sementara cakupan kerja sangat luas, ada 3 desa dan wilayahnya semua perairan" kata Agus Sujana.
Sebelum jam 12.00 massa membubarkan diri dengan tertib setelah mendapatkan janji dari pengurus P2UWM bahwa mereka akan tetap mengawal dan meneruskan persoalan tersebut kepada para pihak termasuk kepada Bupati OKI dan Guburnur Sumatra Selatan.(NafianFaiz)