Lihat ke Halaman Asli

Nafian Faiz

Membangun Komunitas

Menanti Jurus Sakti Wahyu Terenggono

Diperbarui: 17 Juni 2021   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh.Nafian Faiz.

Selasa 15 Juni 2021 Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi pertambakan Dipasana, sebuah hamparan tambak yang pernah menjadi tambak termodern dan termegah tidak saja di Indonesia bahkan di Asia.

Dalam kunjungan kerja tersebut MKP mendengarkan paparan tentang peta lokasi, potensi, kendala juga harapan-harapan  dari pengurus P3UW, MKP juga terlibat diskusi dengan perwakilan petambak udang dan melakukan tinjau lapangan melihat panen udang di lahan petani tambak.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut revitalisasi menjadi solusi terbaik untuk terus meningkatkan produktivitas tambak udang Bumi Dipasena, yang merupakan salah satu kawasan tambak udang terbesar di Indonesia. Revitalisasi meliputi segala lini, mulai dari infrastruktur, penyediaan bahan baku budidaya, hingga pemasaran hasil produksi

"Saya datang ke sini ingin mendengar, ingin belajar. Tapi perlu saya sampaikan, bahwa persyaratan budidaya yang baik itu, pertama air yang bagus, ada IPAL, lalu kincir. Kemudian infrastruktur lainnya sebagai pendukung seperti pabrik pakan yang bisa terus menerus memenuhi kebutuhan. Kedua hatchery untuk benih, yang ketiga ada laboratorium penyakit, dan keempat ada off-taker (pembeli) yang secara transparan. Satu lagi suplai energi. Itu terpenuhi baru akan mencapai produktivitas yang bagus," beber MKP saat menanggapi beberapa usulan dan pertanyaan dari petani tambak udang Dipasena.

Bagi petambak Dipasena pernyataan-pernyataan seperti di atas bukan barang baru, janji-jani indah dan angin surga para pejabat sudah sering petambak dengarkan, tentu ungkapan seperti itu tak pelak membuat mata petambak berkaca-kaca dan dengan kesadaran sendiri memberikan standing applause, pertanda mereka tetap bahagia dan terus optimis, walau sepulang dari kunjungan tersebut justru si pejabat bingung sendiri mimikirkan bagaimana memulai untuk mewujudkan dan mebuktikan janji-janjinya.

Bagi petambak tak ada pilihan kecuali mendorong para pejabat untuk datang melihat secara langsung fakta lapangan tentang hamparan potensi yang luar biasa pertambakan Bumi Dipasana dan mamancing mereka membuat janji, janji untuk memanfaatkan potensi dan peluang yang ada untuk kemakmuran dan kesejahteran rakyat-- karena janji itu hutang dan hutang akan terus ditagih.

Banyak juga yang mencibir "kenapa para petambak ini tak juga jera dengan janji-janji para pejabat yang kadang hampir-hampir tak ada realisasi"?. Padahal itu pertanda optimisme dan prasangka baik masih terus dipupuk di dada para petambak. Karena di setiap janji itulah yang terus membangkitkan semangat juang dan harapan. Justru yang membuat bingung dan lemah para petambak itu jika para pejabatnya saja enggan berkunjung atau berkunjung tapi tak berjanji apalagi mau memberi.

Satu hal yang harus dipastikan dalam jurus Sakti MKP kedepannya adalah memastikan sistem dan pradigma lama kemitraan yang terbukti rapuh dan gagal untuk tidak terulang kembali.

20 tahun lebih petambak Dipasana ini berbudi daya udang secara swadaya, perbaikan atau revitalisasi infrastruktur, permodalan dan transaksi dilakukan mereka secara swadaya, itu membuktikan dengan segala kekurangan yang ada mereka mampu bertahan,  semangat swadaya mereka terbangun luar biasa bahkan kalau kita mau jujur ini jarang terjadi di tempat komunitas lain.

Revitalisasi mendesak yang diharapkan oleh para petambak itu adalah bantuan pemerintah secara kontinyu dan tepat guna untuk melakukan pengerukan sedimentasi kanal-kanal saluran air agar air yang masuk ke dalam tambak, air yang berkwalitas bagus--ini sesuai dengan pemikiran MKP "Revitalisasi menyeluruh terutama infrastruktur budidaya"-- apalagi saat ini masalah listrik sudah tak ada masalah lagi sejak PT.PLN hadir di Dipasena.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline