Kota SK 2145
"I am alone in the midst of these happy, reasonable voices. All these creatures spend their time explaining, realizing happily that they agree with each other. In Heaven's name, why is it so important to think the same things all together. "
Jean-Paul Sartre, Nausea
Krack....krackkk...,krackkk..., Suara camar terdengar dengar pada sore hari, dimana surya kembali ke peraduannya, 200 meter dari kejauhan dermaga aku duduk di sisi, hydrant fire merah dengan karat disani-sini, kosori dari garam yang terbawa di udara, kabur bersama kepulan asap rokok yang Aku hembuskan.
Lalu-lalang masyarakat yang kota SK tak pernah jauh berbeda, bahkan ku rasa, seperti tinggal dalam stoples ingatan, bukan seperti terisolir, namun penduduk kota ini yang lebih memilih cara mereka hidup dan berinteraksi, walau memang sexara mekanisme sudah tidak lagi dinilai sebagai keuntungan. Kenangan kota SK tidak pernah terdegradasi kemajuan kota lainnya, kota ini bukti mereka telah mengidupi dan dihidupi oleh banyak campur tangan yang berkepentingan. Tata kota, realisasi kota metropolis, kaum urban, masyarakat perkotaan, madani, distrik bagian dari kota sK yang ku singgahi ini adalah cerminan lain dari anggpan orang banyak.
4 orang remaja berlarian masuk ke bangunan dengan plakat bertuliskan "Dingdong :)" di atas pintu masuk.
Remaja 1: " Beh, tuker koin scan dimana?, 300ribu berapa koin beh"
Babeh: "Sering kesini, masih tanya aja lu"
Remaja 2: "tau luh, maen juga kelah melulu, sebentar juga pulang!"
Remaja 3: " Arin, Gw duluan"
Arin: "Dani, Lanjut tanding Mortal Kombat, yuk...!"