Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Juang Setiawan

Scientific Engineer at hujanbuatan

Formula E Digelar 4 Juni, Begini Analisis dan Prediksi Cuacanya

Diperbarui: 3 Juni 2022   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim PT. SAI, Tri Mulyanto (kiri) dan Ben Hardi (kanan), bersama pesawat untuk TMC (Dok Pribadi)

Robohnya atap penonton di sirkuit Formula-E menarik perhatian masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jakarta sebagai tuan rumah perhelatan balap mobil listrik tersebut. Pihak panitia telah memberikan pernyataan resmi bahwa robohnya atap pada tanggal 28 Mei 2022 ini disebabkan oleh faktor alam yaitu hujan deras dan angin kencang.

Bertepatan pada tanggal tersebut, terpantau muncul bibit siklon tropis yang dinamai 92S di Barat Daya Banten. Bibit siklon ini memberikan dampak tidak langsung pada sebagian wilayah Indonesia seperti bagian selatan Pulau Sumatera dan bagian barat Pulau Jawa, termasuk Provinsi DKI Jakarta dimana sirkuit Formula-E berada.

Dampak yang ditimbulkan bibit siklon ini berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, hingga peningkatan tinggi gelombang laut. Curah hujan dan angin kencang yang menyebabkan robohnya atap sirkuit Formula-E kemungkinan disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan bibit sikon 92S.

Di lain sisi, antusias masyarakat sangat tinggi untuk balapan Formula-E pada 4 Juni 2022, dibuktikan dengan ludesnya semua tiket penonton di semua kategori. Insiden robohnya atap penonton tempo hari tentunya jangan sampai terjadi lagi pada saat kegiatan berlangsung, oleh karena itu pentingnya antisipasi segala hal termasuk cuaca ekstrim yang mungkin dapat menghambat berlangsungnya kegiatan.

Seperti agenda balap Moto-GP di Mandalika dan SEA-Games di Jakarta dan Palembang sebelumnya, pemerintah telah melakukan upaya pengurangan curah hujan di lokasi kegiatan selama acara berlangsung. 

Meskipun yang banyak diperbincangkan adalah aksi dari Mbak Rara, sebenarnya pemerintah juga melakukan Teknologi modifikasi Cuaca (TMC) . Di Indonesia sendiri, teknologi modifikasi cuaca selama ini dinaungi oleh pemerintah melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Saat ini terdapat juga pihak swasta yang menyediakan layanan teknologi modifikasi cuaca, yaitu PT. Songo Aviasi Indonesia (PT. SAI) dengan platform yang sedang dikebangkan yaitu hujanbuatan.com. Selain layanan TMC, PT.SAI juga kerap melakukan analisis dan prediksi cuaca.

"Kami telah melakukan analisis dan prediksi cuaca pada tanggal 4 Juni di Jakarta Utara" ujar Ahmad Juang Setiawan, scientific engineer PT. SAI. "Dari beberapa model prediksi yang kami gunakan memperlihatkan akan terjadi hujan dengan intensitas sedang pada jam 15.00 hingga 18.00 sedangkan kecepatan angin relatif tidak kencang." lanjutnya.

Tentunya kita semua berharap kegiatan balap Formula-E ini berjalan dengan lancar dan memberikan pengalaman terbaik bagi penonton, pembalap, serta semua yang terlibat. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, tentunya pariwisata dan ekonomi kita menjadi pulih pasca pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline