Gemuruh air hujan menerpa padang ilalang
Aku dan yang disekelilingku diam membisu
Daun, ranting, dan dahan semua jadi basah
Hujan begitu deras menyirami muka bumi
Kuteguk segelas kopi hangat di minggu pagi
Semakin dekat kurasakan resah nyanyian hati
Ketika gejolak jiwa menjerit tak bersuara
Aroma rumput basah meredam kegundahan
Hujan di luar semakin menjadi-jadi membasahi
Ingin rasanya kuberlari mengejar seribu bayang
Mimpi yang selama ini bergayut dalam dada
Pecah disegelas kopi dan aroma rumput basah
Aku tertegun diam diatas kebisuan bara hati
Menikam tajam menyayat dan membawa pergi
Ragaku tersentak oleh angan yang menghilang
Pada sebentuk keindahan yang terlepas bebas
"Gejolak jiwaku bagai gemercik air pancuran
Yang tak sempat terjamah jari jemari"...
*Singosari, 26 Januari 2020*
@jbarathan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H