Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Ibu Kota, "Menangislah"

Diperbarui: 3 Januari 2020   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: coretanva.blogspot.com

rembulan di serambi malam meneteskan air mata, bintang-bintang larut dalam duka

angin malam menahan nafasnya, pohon-pohon diam tertunduk sedih

awan tak bergairah, menggumpal hitam mencurahkan segenap isi hatinya

air pun tercurah habis tak tinggal lagi...!!!

banjir melanda disetiap jengkal tanah, menyapu bersih berlari kencang mengikuti arus

menyapa semua yang dilewati menebarkan senyum kemenangan lalu menghilang

anak-anak menjerit bimbang, apakah esok hari aku masih bisa bersekolah? 

ibu-ibu berkeluh kesah, apa yang akan kita makan hari ini hingga lusa nanti? 

kutanyakan pada gelombang dan batu karang, semua diam tak menjawab 

aku enggan bertanya pada rumput yang bergoyang

mengapa selalu saja terjadi bencana banjir di ibukota setiap tahunnya, mengapa...?!, meski siapa saja yang menjadi pemimpin, banjir tetap banjir

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline