Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Terbelenggu

Diperbarui: 24 November 2019   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : patheos.com

Cobalah membela diri, meskipun kecil kemungkinan berhasil, tapi setidaknya kita telah mencoba, mencoba melepaskan diri dari rantai yang membelenggu. 

Jangan sekali-kali menyerah pada keadaan, keadaan itu adalah milik kita, kita yang menyetir keadaan itu bukan sebaliknya keadaan yang menyetir kita. 

Hampir disetiap sisi kehidupan manusia selalu saja ada yang ingin menguasai diri kita, entah itu makhluk yang berwujud ataupun makhluk yang tanpa ujud. 

Dan ketika kita telah dikuasai oleh suatu keadaan, bagaikan seekor kerbau yang dicucuk hidungnya, tak pernah sekalipun membantah apa kata tuannya. 

Namun yang lebih parah lagi, jika kita terbelenggu oleh hawa nafsu, nafsu serakah dan nafsu angkara murka, tak ubahnya bagai seekor binatang buas. 

Yang pada akhirnya, meletakkan kita pada tatanan kehidupan yang hina dina tak memiliki harga diri, hidup jadi sia-sia dan tak bermakna. 

Lepaskanlah belenggu itu sebelum terlambat...!!! 

*Singhasari, 24 Nopember 2019*

@jbarathan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline