seperti dulu, cemara-cemara itu
senantiasa setia di sisi sungai, mendesau tertiup bayu
tetapi rumputan rindukan hujan
tinggal daun-daun kering berserakan di tanah gersang
seketika aku bangkit dari dudukku
setelah tahu segala sia-sia, tiada kucium harum nafasmu
di pasir cuma bekas lalumu, yang ternyata tak pernah ada
hari hampir menjelang senja
hanya diam memandang kejauhan, tinggallah sayup
membujuk temaram
dan disini tiada pula kudengar suaramu ...
* Singosari, 23 Januari 2021 *