ingin kutumpahkan keluh kesah
tak terbendung lagi
berontak memanggil namamu
hidup pernah ada duka, nyata pahit
meski kau tak lagi sendiri
teramat jauh untuk menghindar
semua tanya terjawab bisu
tapi aku terlalu terlambat
kutahu sudah senyummu
manis, indah nyata benar adanya
terlepas pergi, sesal
aku kini merindu
ada keinginan menulis kembali
sepucuk puisi untukmu
Singosari, 2 November 2020 *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H