Lihat ke Halaman Asli

JunSar

Menulis adalah Ibadah

Ketakutan adalah Pilihan, Kesuksesan adalah Tujuan

Diperbarui: 30 Desember 2024   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi meraih piala | RDNE Stock Project/Pexels.

Saya yakin, dengan Tuhan yang selalu menyertai saya, tidak ada hal yang tidak mungkin. Bagi saya, tidak ada pekerjaan, masalah, atau rintangan yang tidak dapat diselesaikan. Segala sesuatu bisa dipelajari dan dilatih karena semuanya memiliki teori dan cara yang dapat dipahami.

Apa yang awalnya tampak sulit dan menakutkan akan menjadi lebih mudah ketika kita belajar, menghadapi, dan membiasakan diri dengannya. Kesulitan hanya muncul karena kita belum memahami caranya atau belum terbiasa melakukannya. Prinsipnya sederhana: keberanian, kemauan, dan niat untuk maju adalah kunci untuk meraih kesuksesan.

Saya tidak takut menghadapi apa pun yang masuk akal dan logis. Ketakutan, sering kali, hanyalah hasil dari pola pikir yang keliru. Ketakutan seperti itu bisa menjadi penghambat besar dalam hidup, mencegah kita berkembang dan maju. Banyak orang cenderung lebih takut kepada manusia daripada kepada Tuhan. Padahal, pada dasarnya, semua manusia memiliki kebutuhan yang sama—makan dan minum. Karena kita memiliki kebutuhan yang sama, mengapa harus merasa takut kepada sesama manusia?

Satu-satunya yang perlu kita takuti hanyalah Tuhan, Sang Pencipta kita dan segala isi dunia. Dialah yang memberi kita akal, kecerdasan, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk menyombongkan diri atas kelebihan, baik berupa jabatan, kekayaan, maupun kekuasaan. Semua itu adalah pemberian Tuhan yang sifatnya sementara. Apa yang kita miliki sejatinya adalah ujian: apakah kita tetap rendah hati atau malah menjadi sombong dan meremehkan orang lain.

Sering kali, musuh terbesar dalam hidup kita adalah pikiran kita sendiri. Pikiran yang penuh keraguan dan ketakutan bisa menjadi penghalang utama kesuksesan. Faktanya, lebih banyak orang gagal dibandingkan orang sukses. Banyak dari mereka yang gagal karena membiarkan diri dikuasai oleh ketakutan dan ketidakpercayaan pada kemampuan sendiri. Padahal, Tuhan telah menganugerahkan akal dan pikiran yang luar biasa kepada manusia untuk menyelesaikan segala tantangan.

Akhirnya, segalanya adalah pilihan. Kita bisa memilih untuk berkembang dan maju, atau tetap diam dan membiarkan ketakutan menguasai kita. Setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing. Jika kita memilih untuk maju, kita bisa menikmati hidup yang lebih baik, penuh syukur, dan bersemangat. Sebaliknya, jika kita menyerah pada ketakutan, kita akan terjebak dalam keluhan, pikiran negatif, dan rasa ketidakmampuan.

Kesuksesan dan kebahagiaan sejati ada di tangan kita. Dengan usaha, keberanian, dan rasa syukur, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline