Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan tulang punggung pendongkrak perekonomian di negara kita ini. Hal ini sudah bisa kita lihat pada saat terjadinya pandemi covid -19. Di mana IKM ini masih bisa eksis berproduksi untuk menghasilkan produk yang akan dijual khususnya pasar tradisional.
Beda jauh dengan industri-industri skala besar banyak tutup karena sulit mendapatkan bahan baku dan memasarkan produknya keluar negeri karena terjadi lockdown di negara-negara tujuannya.
IKM ini sering menghadapi berbagai tantangan dalam proses produksi, pengelolaan bisnis, dan pemasaran. Hal ini kemungkinan besar disebabkan keterbatasan kompetensi dan peralatan dari sumber dayanya.
Untuk itu, pembinaan yang sistematis dan berkelanjutan sangat dibutuhkan agar pelaku usaha IKM dapat beradaptasi dengan perkembangan industri, meningkatkan kualitas produk, serta memperluas pasar. Pembinaan industri kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas produk dan memperkuat daya saing mereka di pasar, baik domestik maupun internasional.
Pembinaan industri dapat memberikan wawasan kepada pelaku IKM mengenai pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya standardisasi dalam produksi.
IKM akan dibekali dengan informasi mengenai standar mutu produk yang sesuai dengan persyaratan seperti: SNI (Standar Nasional Indonesia) dan Standar Internasional.
Ini tidak hanya memastikan produk mereka memenuhi ekspektasi pasar, tetapi juga mengurangi risiko produk cacat yang dapat merugikan reputasi bisnis di mata konsumen.
Pembinaan juga dapat mencakup peningkatan dalam pengujian kualitas produk, penerapan sistem manajemen mutu yang efektif, dan penggunaan alat ukur serta teknologi yang tepat untuk memastikan kualitas produk tetap konsisten.
Salah satu aspek yang paling penting dalam pembinaan adalah pengenalan mengenai inovasi dan teknologi terbaru dalam proses produksi. Banyak IKM yang masih mengandalkan metode tradisional atau kurang efisien dalam memproduksi barang mereka. Pembinaan dapat membuka akses bagi IKM untuk memanfaatkan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, dan pada saat yang sama meningkatkan kualitas produk.
Pembinaan tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada pengembangan keterampilan SDM di dalam IKM itu sendiri. IKM sering kali kesulitan dalam mengelola tenaga kerja yang terampil, karena banyak tenaga kerja yang tidak memiliki pelatihan atau kualifikasi yang memadai.